Didhis Golek Tumo

(Narasi oleh Romdhoni dan Andika Ulinnuha)

Narasi

Didhis bisa juga di artikan dengan petan yaitu mencari kutu yang ada di rambut kepala. Warga Desa Tanjungsari jaman dulu sering metani pada waktu sore hari atau pagi hari sembari duduk-duduk santai dan mengobrol. Petan dilakukan agar kutu pada rambut kepala hilang dan tidak berkembang biak menjadi lebih banyak di rambut, karena jikalau kutu tersebut berkembang biak menjadi banyak akan menimbulkan gatal-gatal pada kulit kepala bahkan bisa juga kulit kepala menjadi borok atau berkerak.

Menurut Bu Pertitis (55 tahun), warga Dusun Jomblang, Desa Tanjungsari, penyebab borok dikarenakan kutu menggigit kulit kepala dan meninggalkan kotoran yang lama kelamaan menjadi borok itu sendiri. Bisa juga karena rasa gatal dan digaruk terlalu keras dan menimbulkan lecet di kulit kepala. Warga sekitar biasa melakukan petan atau didhis dibantu dengan alat yang bernama suri atau juga bisa disebut sisir yang bergigi rapat. Alat tersebut digunakan untuk memudahkan menangkap kutu-kutu di kepala  lebih cepat.

 

Gambar

 

Narasumber

  • Bu Pertitis, 55 tahun,  Dusun Jomblang Desa Tanjungsari,

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *