Narasi
Batik merupakan kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan menuliskan malam pada kain kemudian diproses dengan cara tertentu yang memiliki ciri khas masing-masing. Di Desa Kembanglimus tepatnya di Dusun Gombong, ada salah satu pengrajin batik tulis bernama Ibu Siti (33). Nama batik yang dibuat beliau adalah Batik Kembang. Dinamakan Batik Kembang karena beliau terinspirasi dari nama desa tempat tinggalnya yaitu Desa Kembanglimus. Usaha ini dimulai sejak tahun 2017, lalu pada tahun 2018 usahanya mulai ramai didatangi wisatawan yang ingin berwisata ke Bukit Rhema. Sebelum Pandemi Covid-19, beliau menyediakan halaman depan rumahnya untuk menjadi tempat praktik membatik untuk para wisatawan yang ingin mencoba. Namun, semenjak adanya Pandemi Covid-19, usaha rumahan milik beliau mengalami penurunan dikarenakan berlakunya PPKM (Perlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di sejumlah daerah yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, sejak bulan Maret tahun 2020, beliau tidak membuat batik tulis lagi kecuali ada yang memesan.
Alat yang digunakan untuk membatik ini ada kain paris berukuran 2m – 2,5m, kompor, canting, malam, dan bahan penguat warna. Proses pembuatan diawali dengan membuat gambaran motif menggunakan pensil, lalu ditimpa menggunakan malam yang diberi warna sesuai keinginan dan bahan penguat warna, lalu ditunggu hingga 24 jam dan tidak boleh terkena panas agar warna tidak luntur. Selanjutnya, kain direndam dengan air lalu dikucek. Kemudian, kain yang sudah diberi warna pun dijemur. Proses terakhirnya yaitu dengan merebus kain menggunakan air panas untuk menghilangkan malam. Proses pembuatan kain ini memakan waktu paling lama satu minggu untuk satu kain batik karena harus tekun dan sabar.
Kisaran harga jual batik tulis ini dimulai dari dua ratus ribu rupiah sampai empat ratus lima puluh ribu rupiah (tahun 2021) tergantung tingkat kesulitan pembuatan motif maupun warna yang diinginkan. Biasanya, kain batik dijual ke masyarakat di sekitar desa. Pada saat Idul Fitri sebelum Pandemi Covid-19, ada pameran di Museum Borobudur untuk mempraktikkan dan menjual hasil kain tersebut. Menurut Ibu Siti, tidak ada cara yang khusus untuk mengenakan batik miliknya.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- bu Siti, 33 tahun, Pengrajin batik, Dusun Gombong Desa Kembanglimus