Narasi
Dawet ayu merupakan minuman tradisional yang memiliki komposisi cendol, kuah santan, dan siraman gula aren. Mas Aziz, umur 27 tahun, seorang pemuda dari Dusun Bigaran adalah seorang pembuat dawet ayu di Desa Bigaran, dawet ayu ijo lumut namanya. Penamaan tersebut diperoleh dari warna cendol seperti warna lumut yaitu hijau, ijo yang artinya hijau. Beliau terinspirasi dari keaslian bahan bahan alami yang masih dijaga sampai saat ini. Pembuatan dawet ayu oleh Mas Aziz dimulai sejak tahun 2018. Menurut beliau, dawet ayu merupakan salah satu potensi usaha kuliner yang baik untuk dijalankan karena disukai oleh banyak kalangan dan harga merakyat.
Sajian hajatan
Menurut beliau dawet ayu merupakan salah satu kuliner tradisional yang sampai kapanpun tidak akan pernah termakan oleh kemajuan zaman karena disukai banyak kalangan. Pembuatan ini dilakukan untuk melestarikan minuman tradisional yang nantinya jika timbul minuman baru, dawet ayu bisa selalu ada dilingkungan masyarakat. Dawet ayu juga menjadi minuman yang juga selalu ada disetiap acara.
Bahan alami
Meski belajar secara otodidak dalam pembuatan dawet ayu tetapi rasa yang diciptakan sangat digemari oleh banyak masyarakat buktinya sampai saat ini Mas Aziz sudah mempunyai 6 karyawan. Penjualan sudah berada di beberapa tempat dengan sistem mangkal dan juga menerima pesanan untuk kegiatan-kegiatan luar. Dawet ayu ijo lumut hanya dipatok dengan harga Rp. 4.000. per porsi (tahun 2021). Variasi rasa yang disediakan adalah dawet ayu original aroma pandan, topping durian dan toping nangka. Bahan yang digunakan untuk membuat dawet ayu adalah gula aren, tepung beras, tepung sagu aren, daun pandan, daun suji dan santan. Untuk cara pembuatannya, Mas Aziz menjelaskan pertama mempersiapkan air daun pandan dan air suji. Untuk membuat cendol, blender daun suji dan daun pandan kemudian hasil blenderannya ditambah air dan masukkan tepung beras dan tepung sagu aren dicampur menjadi satu kemudian dimasak, kemudian diaduk aduk dan siap untuk dicetak. Pembuatan ini dilakukan selama 4 jam dimulai dari jam 8 malam sampai jam 12 malam. Sehari dawet ayu bisa terjual minimal 300 porsi. Penjualan dimulai dari pagi hingga sore hari. Semua pembuatan dibuat dari bahan alam, meski saat ini zaman yang serba instan namun beliau masih menjaga kealamiannya dawet ayu, walaupun bahan baku dan bahan pokok cukup sulit untuk didapatkan, entah itu terkendala dengan cuaca dan keterbatasan bahan.
Gambar
Alat & Bahan
- Gula jawa/gula aren, Sagu, Daun pandan, Santan kelapa, tepung beras.
- Luweng atau kompor, tempat memasak, parutan kelapa, cetakan cendol
Cara Pembuatan
- siapkan air daun pandan dan air suji, lalu blender daun suji dan daun pandan
- tambahkan air, tepung beras dan tepung sagu aren
- Campur adonan menjadi satu kemudian dimasak,
- Aduk aduk sampai agak mengental, kemudian dicetak menjadi cendol
- campurkan cendol dalam kuah santan serta gula jawa/aren
Lokasi
Narasumber
- Pak Aziz, 27 tahun, pembuat dawet ayu; membuat dawet ayu dengan mempertahankan bahan-bahan alami.
Relasi Budaya
- Kegiatan membuat gula jawa sebagai salah satu bahan utama dawet ; Nitis, nderes
- Salah satu bahan baku utama pembuatan dawet ayu; Gula Jawa
- Makanan Tradisional dengan salah satu bahan utama Gula Jawa ; Jenang, Getuk Telo, Lemet, Carabikan, Krasikan, Kue Lupis, Telo Bajingan, Gethuk, Jenang Baning, Thiwul Ayu, Dawet Ayu Ijo Lumut, Apem Contong,
- Penggunaan untuk budaya spiritual; Upacara Matang Puluh, Nyadran,