(Narasi oleh  Elka Hanna Setia dan Fredy Trifani)

Narasi

Mas Hasim (37 tahun) yang beralamat di Dusun Gunung Mijil. Dolanan tradisional saat ini sudah hanya tinggal nama karena jarang dilakukan atau bahkan tidak pernah lagi dimainkan, anak zaman sekarang tidak mengetahui apa saja permainan tradisonal itu yang ditularkan dari kakek nenek sebelumnya. Sangat disayangkan apabila permainan tradisional ini tidak lagi dimainkan, padahal permainan tradisional ini dapat meningkatkan kekreatifan anak, bermanfaat bagi anak-anak dari sisi  bersosialisasi, dapat saling berdiskusi, bertanggung jawab dalam permainan, saling menjaga satu sama lain.

Hompimpa

Hompimpa biasanya sebelum memulai permainan kita akan melakukan hompimpa atau “gambreng” untuk menentukan siapa yang akan memainkan permainan terlebih dahulu. Hompimpa ini biasanya diiringi dengan lagu yang berbunyi “hom pimpa alai hiumgamgreng” yang memiliki arti “dari Tuhan kembali ke Tuhan” atau bahasa jawa “Urip iku saka pangeran , bali marang pangeran” kemudian kata “gambreng” bermakna sebuah ajakan untuk bermain bersama “ayo main bersama”. Yang maksudnya “dari Tuhan kembali ke Tuhan” dimaknai sebagai semua yang ada dan yang terjadi di dalam dunia ini bukanlah terjadi secara kebetulan, tetapi ada yang menciptakan. Para leluhur kita telah mengenalkan keberadaan Tuhan melalui berbagai cara, sekalipun dalam permainan dikalangan anak-anak.  Jadi makna hompimpa atau istilah jawanya “Urip iku saka pangeran, bali marang pangeran” semua yang ada dan yang terjadi di dunia bukanlah hanya kebetulan melainkan ada yang menciptakan.

Petak umpet

Petak umpet cara bermainnya, menentukan berapa orang yang akan ikut serta dalam permainan, bisa 5-10 orang. Setelah menentukan pemain mereka akan hompimpa untuk menentukan siapa yang menjaga dan siapa yang akan sembunyi. Lalu, penjaga akan menutup mata dengan menghitung sampai 10 untuk memberi waktu kepada pemain mencari tempat untuk bersembunyi. Setelah hitungan selesai, penjaga akan mencari para pemain yang bersembunyi. Jika seorang penjaga menemukan salah satu pemain yang sembunyi maka penjaga akan berteriak sambil meneriaki nama pemain dan berlari menuju tempat penjaga. Biasanya tempat penjaga ini adalah sebuah pohon. Dan jika seorang pemain yang diteriaki lebih dulu memegang pohon maka, penjaga tersebut lanjut menjadi seorang penjaga untuk permainan berikutnya. Tapi jika penjaga yang lebih dulu memegang pohon maka pemain yang ditemukan tadi maka dia mati atau tidak bisa ikut main  sampai pemain yang lain ditemukan. Setelah mematikan 1 pemain penjaga akan mencari pemain yang lain, jika pemain sudah tidak sanggup lagi mencari pemain yang lain maka, penjaga dapat berteriak dengan mengatakan “menyerah” dan kemudian pemain yang bersembunyi akan keluar dan melakukan penentuan ulang siapa penjaga siapa pemain. Permainan petak umpet ini memiliki makna yang dapat kita terapkan dalam kehidupan kita didunia. Penjaga sebagai sang pencipta dan pemain adalah orang yang ada disekitar kita, orang-orang yang sedang bermain bisa diterapkan dengan orang yang masih hidup di dunia. Saat mereka ditemukan, itu tandanya mereka sudah dipanggil oleh sang pencipta atau sudah dijemput oleh sang pencipta untuk berpulang. Sebelum meninggal kita harus menyaksikan  kehidupan yang kita hadapi di dunia.

Lompat tali

Lompat tali  pada umumnya permainan ini dimainkan oleh anak perempuan tidak menutup kemungkinan kadang anak laki-laki ikut gabung dalam permainan ini. Permainan lompat tali terbuat dari rangkaian karet yang disambung dengan karet lainnya hingga memanjang berbentuk seperti tali. Permainan ini cara bermainnya adalah dimainkan berkelompok  masing masing dua orang, yang dimana nanti akan ditentukan siapa yang memegang tali siapa yang akan melompat dengan hompimpa pemenang yang akan melompat yang kalah sebagai pemegang tali. Setelah ditentukan para pemain akan menempatkan posisinya masing-masing. Sebelum melompat pemain yang memegang tali akan memposisikan tali karet dari sisi terendah apabila dapat melompat dan tidak menyenggol tali karet maka melompat berhasil. Dan yang memegang tali akan mengarahkan tali karet sedikit lebih tinggi, misal sisi awal rendah tadi disejajarkan dengan mata kaki, sisi kedua disejajarkan dengan dengkul dan selanjutnya hingga mencapai tali karet sejajar dengan kepala. Dan jika pelompat berhasil hingga mencapai sisi yang paling tinggi dan tidak menyenggol tali karet maka pelompat tadi menang. Biasanya sampai ke sisi yang paling tinggi ada pengecualian boleh menyenggol karet tapi tidak boleh menginjak karet itu boleh dan tidak mati atau menjadi yang memegang tali karet.  Permainan lompat tali ini memiliki makna yaitu ada banyaknya rintangan yang menghadang dalam kehidupan. Mulai dari titik terendah hingga titik teratas kita dapat menghadapinya. Semakin dewasa, semakin besar pula rintangan yang akan dihadapi.  hingga pada saatnya mencapai puncak atau sisi teratas kita akan menikmati hasil yang akan kita dapatkan.

Klengbrok

Klengbrok permainan ini biasa dimainkan oleh 2 atau 4 orang, biasanya dimainkan oleh anak perempuan. Permainan ini menggunakan pecahan genteng sebagai “gacuk” dan ranting bambu digunakan untuk menggambar gabungan kotak persegi, persegi panjang dan paling atas setengah lingkaran hingga membentuk seperti rumah. Cara memainkannya adalah sebagai berikut para pemain akan mencari pecahan genteng yang tipis atau genteng yang mudah untuk dilemparkan kenapa mencari genteng yang tipis dan yang mudah untuk dilemparkan karena genteng tadi akan dijadikan “gacuk”. Cara bermainnya menggunakan satu kaki pada kotak-kotak yang telah dibuat. Namun, untuk kotak-kotak yang letaknya bersebelahan seperti sayap, pemain tidak perlu melompat dengan satu kaki, melainkan meletakkan kakinya pada kedua kotak tersebut secara bersamaan. Lompatan dilakukan secara berurutan mulai dari kotak yang paling dekat dengan pemain sampai kotak terakhir. Pada awalnya, para pemain akan melakukan suit untuk menentukan giliran. Pemain yang memperoleh giliran pertama akan melemparkan gaconya pada kotak pertama. Gaco yang dilemparkan harus tepat berada di dalam kotak, tidak boleh keluar kotak atau mengenai garis tepi kotak. Filosofi dari permainan ini adalah simbol usaha manusia untuk membangun tempat tinggal sesuai dengan aturan yang ada.

Lurahan

Lurahan permainan ini memiliki filosofi      untuk melatih kesabaran dan ketenangan dalam mengangkat berbagai masalah yang menumpuk. Permainan sederhana ini tampak membosankan tetapi menjadi menyenangkan karena dilakukan dengan dua orang teman atau lebih. Jadi permainan ini adalah mencari siapa yang mengumpulkan nilai paling yang banyak. Nilai dihitung dari berapa banyak pengangkatan masalah dengan tanpa menimbulkan gerakan masalah pada tumpukan yang lain. Alat yang digunakan dalam permainan ini adalah sapu lidi yang dipotong-potong dengan ukuran kurang lebih 15-25 cm. Lidi yang paling panjang disebut dengan lurah, 5cm dibawah lurah disebut carik, 5 cm dibawah carik disebut anak buah dan memiliki nilai yang berbeda-beda. Biasanya lidi yang paling panjang memiliki nilai lebih banyak dibandingkan dengan lidi yang lain, disesuaikan dengan kesepakatan antar pemain. Cara bermainnya adalah pemain yang mendapatkan giliran, pada saat mengambil lidi, tidak boleh menggerakan lidi yang lain. Jika menggerakan lidi yang lain berarti pemain tersebut gameover, tetapi pemain yang tidak menggerakan lidi yang lain berapa lidi yang dia dapatkan akan dihitung dengan nilai yang telah ditentukan sebelumnya. Dan siapa diantara pemain tersebut mendapatkan banyak lidi memiliki nilai lebih tinggi dari pemain yang lain dan dia adalah pemenangnya.

 

Gambar

 

Narasumber

  • Hasim, 37 tahun, wara dusun Gunung Mijil desa kebonsari
  • Anak-anak desa Kebonsari

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...