(Narasi oleh Mustofa dan Zam Zamil Huda)

Narasi

Menurut Bapak Abdul Jabbar, aktivitas berkumpulnya warga masyarakat untuk berdoa bersama-sama dan mengadakan pesta makan tersebut dikenal dengan istilah kenduri atau genduren yang sebenarnya merupakan kebiasaan lama dari agama Hindu. Namun saat ini, dengan berkembangnya agama Islam, aktivitas tersebut masih berlangsung, hanya saja dengan kaidah-kaidah dan nuansa syariat agama Islam. Hal  itu berkaitan dengan sebab sebuah kisah awal mula masuknya agama Islam di Pulau Jawa. Dulu ketika awal mula penyebaran agama Islam di Pulau Jawa yang melalui para pedagang dari Jazirah Arab, banyak dari mereka yang kemudian hilang dan tidak kembali ke tanah mereka. Konon, mereka hilang karena dimangsa jin atau roh jahat dan ada pula yang dimakan oleh manusia-manusia kanibal yang masih hidup di Pulau Jawa.

Dari sekian banyak pedagang tersebut, kemudian muncul seorang tokoh yang bernama Syech Subakir. Tokoh inilah kemudian yang mampu beradaptasi dengan dunia ghaib dengan keberadaan jin dan roh jahat serta para manusia kanibal tersebut. Akan tetapi, tindakan tersebut membuat penguasa tanah jawa yang bernama Sabda Palon tidak suka dengan kelakuan Syech Subakir. Akhirnya dalam sebuah dialog, terjadi sebuah perjanjian yang isinya kurang lebih, Syech Subakir diizinkan untuk menyebarkan agama Islam di Pulau Jawa dengan catatan tidak mengubah adat istiadat yang ada. Oleh karena itu Walisongo yang menjadi penyebar agama Islam di Pulau Jawa tidak merubah tata cara atau adat yang ada, melainkan dengan memberikan warna atau nuansa secara Islami.

Saat ini istilah kenduri atau genduren ini juga digunakan sebagai sebutan untuk aktivitas makan bersama atau pesta makan yang diikuti dengan hajatan tertentu. Hajatan yang dimaksud tergantung dari niatan pemilik hajatan, bisa wilujengan, syukuran, sedekahan, majemukan dan sebagainya. Dengan kata lain, kenduri atau genduren ini merupakan istilah umum yang digunakan untuk menyebutkan aktivitas pesta makan yang diikuti dengan hajatan tersebut. Dari istilah umum tersebut kemudian muncul berbagai istilah lain yang lebih spesifik dengan maksud dan tujuan tertentu.

 

Gambar

Narasumber

  • Abdul Jabbar, 46 tahun, Dusun Parakan RT 02/RW 04, Desa Giripurno

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...