Dibalik Cerita Gundul-gundul Pacul
(Narasi oleh Lukman Fauzi Mudasir dan Diyah Nur Arifah)
Narasi
“Gundul-gundul pacul cul gembelengan
Nyunggi-nyunggi wakul kul gembelengan
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar”
Lagu dolanan anak ini ternyata merupakan sebuah sindiran politik dari Kadipaten Jipang Panolan kepada Sultan Trenggono dari Kerajaan Demak oleh Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus. Menurut Mas Pitut dalam cerita silsilah keluarganya yang masih memiliki keturunan dari penguasa Kadipaten Jipang Panolan. Baris pertama memiliki makna istilah pacul itu kepanjangan dari “papat papate aja kanthi ucul” (keempatnya jangan sampai lepas) yaitu jagalah mata, telinga, hidung, dan mulut yang ada di kepala. Baris kedua memiliki makna bahwa menjadi orang harus amanah dalam menjalankan pekerjaannya dan baik dalam berbagai hal apapun. Baris ketiga mengandung makna tentang dalam menjaga amanah harus selalu berhati-hati dan jangan mengingkari atau lepas dari amanah. Sebab jika lepas maka akan menyusahkan diri sendiri dan akan menjadi tercerai-berai.
Gambar
Narasumber
- Mas Pitut, Pemerhati budaya, Desa Borobudur
Relasi Budaya
- Tembang dolanan anak