(Narasi oleh Lukman Fauzi Mudasir dan Diyah Nur Arifah)

Narasi

Jamu gendong Ibu Tarwiyah adalah seorang penjual jamu gendong, ia berjualan jamu gendong sejak tahun 2001 jadi sudah 20 tahun. Beliau menjual jamu gendong menggunakan resep dari ibu mertuanya. Resep itu turun temurun diwariskan oleh ibu mertuanya. Jamu gendong mempunyai ciri khas yaitu jamu yang sudah dibuat dimasukkan dalam botol plastik yang ditata rapi di tenggok (Keranjang yang terbuat dari anyaman bambu). Tenggok itu digendong oleh penjualnya menggunakan jarik lurik.

Jenis jamu yang dijual Ibu Tarwiyah sangat beragam, diantaranya adalah :

  1. Cabe puyang terbuat dari lempuyang, cabe jawa, dan gula jawa. Kegunaanya untuk mengobati pegal linu (capek-capek). Cara pembuatannya adalah semua bahan dihaluskan kemudian ditambah air lalu diperas diambil sarinya.
  2. Kunir asam terbuat dari kunyit, asam, dan gula jawa. Kegunaannya untuk menghilangkan bau badan dan menambah nafsu makan. Cara membuatnya adalah semua bahan ditumbuk hingga halus lalu diberi air dan diperas diambil sarinya.
  3. Beras kencur terbuat dari beras dan kencur yang dihaluskan kemudian diberi air lalu disaring diambil sarinya. Kegunaan jamu ini adalah untuk mengobati batuk.
  4. Uyup-uyup terbuat dari temugiring ditambah dengan daun pepaya. Semua bahan itu dihaluskan lalu ditambah air kemudian diperas diambil sarinya. Kegunaan jamu ini adalah untuk memperlancar asi.
  5. Temulawak terbuat dari temulawak yang dihaluskan lalu ditambah air kemudian diperas diambil sarinya. Kegunaan jamu ini adalah untuk penambah nafsu makan.
  6. Suruh terbuat dari suruh hijau yang di rebus hingga mendidih kemudian airnya diambil. Kegunaan suruh ini adalah untuk menghilangkan keputihan dan menghilangkan bau badan.
  7. Paitan terbuat dari temulawak, sambiloto, kayu manis, kayu secang, dan kapulaga. Cara membuat jamu paitan ini adalah semua bahan dihaluskan kemudian diberi air dan air dan diperas atau disaring diambil sarinya. Fungsi dari jamu paitan ini adalah untuk mengobati pegal linu dan supaya tidak digigit nyamuk.

Semua pembuatan jamu ini dilakukan dengan cara tradisional. Menghaluskan bahan-bahan jamu itu sendiri masih menggunakan alu (batu) dan ditumbuk manual.  Mengambil sarinya pun masih diperas menggunakan tangan secara langsung tidak menggunakan mesin. Bahan baku pembuatan jamu ini juga didapat di sekitar Borobudur, tepatnya dari Sumong Desa Tuksongo. Biasanya Ibu Tarwiyah memesan terlebih dahulu untuk mendapatkan bahan baku jamu tersebut.

 

Gambar

Lokasi

[map

Narasumber

  • Ibu Jamilah Yunafaroh, 45 tahun, Pelaku budaya jamu gendong, desa Borobudur
  • Ibu Tarwiyah, Pelaku budaya jamu gendong, desa Borobudur

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...