(Narasi oleh Rangga Tsalisul A. dan Loh Sari Larasati)

Narasi

Slametan ambal warsa berasal dari kata ambal yang memiliki arti tambah dan warso bermakna umur atau usia. Jadi Slametan Ambal Warsa artinya perayaan ulang tahun. Ulang tahun merupakan momen berharga bagi setiap orang, tidak heran saat setiap perayaan akan ada doa dan harapan baik. Hal ini menunjukan bahwa semakin bertambah usia seseorang akan bertambah pengalamannya dalam olah rasa, raga, dan jiwa.

Zaman memang semakin berkembang dalam teknologi dan budayanya. Dizaman modern ini banyak orang melakukan perayaan ulang tahun dengan kue ulang tahun, namun masih ada beberapa masyarakat yang masih menerapakan budayanya, salah satunya yaitu perayaan menggunakan makanan berupa tumpeng nasi kuning, ayam ingkung, tukon pasar, dan jenang abang putih.

Slametan ambal warsa ini dilakukan oleh saudara Loh Sari Larasati di Dusun Tingal Kulon, Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur. Dalam perayaan ini diawali dengan ucapan salam sambutan kepada tamu undangan, kemudian dilanjutkan doa bersama yang dipimpin oleh orang tua beliau, kemudian acara potong tumpeng dan diakhiri dengan makan bersama.

Saat mengambil makanan saya melihat terdapat jenang berwarna merah dan putih. Karena penasaran, saya pun tanpa ragu bertanya langsung kepada Pak Eko Sunyoto.

“Pak ini ada jenang abang putih untuk apa ya? Apakah ada hal tertentu dalam perayaan ini?” tanya saya tanpa basa basi.

“Dalam perayaan ini jenang abang putih memiliki makna untuk mengingatkan bahwa seorang anak terlahir dari ibu yang dilambangkan dengan warna merah dan warna putih sebagai Bapak. Hal ini juga memiliki arti bahwa ketika kita ‘Mikul Dhuwur Mendem Jero’ yang merupakan bagaimana bakti seorang anak kepada orang tuanya, karena kedua orang tua merupakan perantara seorang anak terlahir di dunia ini. Kalau dalam lambang semesta ‘Bapa Akasa Ibu Pertiwi’, artinya sama Bapa Akasa (lambang putih) Ibu Pertiwi (lambang merah). Jadi tujuannya mengingatkan kembali bahwa lahirnya seorang anak merupakan wujud daripada kasih sayang yang maha kuasa dan merupakan anugerah yang maha kuasa untuk mengemban amanah di dunia ini,” Pak Eko menjelaskan dengan detail.

Menurut Pak Eko, hal ini juga menjadi rasa syukur keluarga dimana jenang abang putih juga memiliki makna dalam kehidupan yaitu sebagai lambang keberanian dan kesucian. Oleh karena itu dalam perayaan ambal warsa ini diwajibkan adanya jenang abang putih. Jenang abang putih disajikan dengan piring kecil dan hiasan daun pandan untuk menambah kecantikan sajian.

Jenang abang putih terbuat dari beras yang di buat seperti bubur. Jenang abang warnanya lebih kecoklatan karena ada campuran dari  gula jawa. Rasanya juga manis jika dibandingkan dengan bubur berwarna putih, karena bubur putih tidak ditambahkan dengan apapun, hanya santan dan sedikit garam. Diakhir obrolan saya sambil tersenyum manis menikmati bubur ini.

 

 

Gambar

Narasumber

  • Eko Sunyoto, 49 tahun, warga dusun Tingal Kulon desa Wanurejo

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...