(Narasi oleh Wahyu Nur Rahman dan Abdul Kholiq Kurniawan)
Narasi
Siapa yang tidak akan tergiur oleh legit dan manisnya makanan yang satu ini. Tape ketan yang disantap saat cuaca terik sungguh membuat lidah tentram. Sesuai namanya, tape ketan diolah dari bahan baku beras ketan. Namun, ternyata beras ketan tidak hanya bisa diolah menjadi tape. Jenang dan krasikan adalah olahan makanan dari beras ketan juga. Salah satu pembuatnya adalah Bapak Rustam atau yang kerap disapa Pak Tam di Dusun Sigug, RT 06 RW 03, Desa Bumiharjo. Di rumah beliaulah tape ketan, jenang, dan krasikan diproduksi.
Salah satu hal istimewa dari tape ketannya adalah ilmu untuk membuat tape yang beliau dapatkan turun-temurun dari orang tua beliau, yaitu Bapak Ajinah. Dari situlah Pak Tam bisa mengolah tepung ketan hingga menjadi sebuah makanan. Hal lain yang membuat tape ketannya istimewa yaitu pembuatannya yang tidak sebentar, bahkan memerlukan waktu hingga tiga hari.
Tape ketan
Pak Tam menjelaskan proses pembuatan tape ketan yang dimulai dengan mencuci beras ketan lalu direndam air selama tiga sampai empat jam. Beras yang sudah cukup direndam kemudian dibuang airnya dan dikukus. Pak Tam menjelaskan bahwa tape ketan yang beliau buat benar-benar dijaga kebersihannya. Untuk itu, beras ketan yang sudah dikukus dicuci dengan air dingin kemudian dikukus kembali dengan pengukus yang bersih dan air yang sudah diganti. Beras ketan yang sudah matang diangkat dan didiamkan hingga benar-benar dingin, lalu dicampurkan ragi tape dan sedikit gula. Dari sini penantian cukup panjang dimulai, tiga hari lamanya hingga tape ketan benar-benar jadi. Kebanyakan, Pak Tam membuat tape melalui pesanan, sehingga untuk pengemasan menyesesuaikan pemesan, bisa menggunakan cup atau kemasan yang lain. Apabila sedang tidak ada pesanan, tape dikemas dengan wadah seperempat kilogram dan dijual dengan harga enam hingga tujuh ribu rupiah.
Krasikan
Makanan olahan dari beras ketan selanjutnya adalah krasikan. Pak Tam mengatakan kalau pembuatan krasikan sangat cepat dibandingkan dengan pembuatan tape ketan. Meskipun begitu, tetap membutuhkan waktu yang cukup lama dan proses yang relatif lebih sulit karena harus nggeneni atau memasak santan selama dua sampai tiga jam sambil diaduk hingga ketok mblendho. Pak Tam mengartikan ketok mblendho sebagai terbentuknya gumpalan-gumpalan dari minyak yang merupakan kristalisasi dari santan. Setelah terbentuk blendho, baru dimasukkan tepung ketan kering sedikit demi sedikit.
“Kalau memasukkan tepung jangan langsung semua, nanti menggumpal.” Pak Tam menambahkan.
Rasa manis dari krasikan terbentuk dari gula jawa dan sedikit gula pasir yang dimasukkan saat memasak santan. Untuk menjadi enam sampai tujuh kilogram krasikan, dibutuhkan delapan biji kelapa, tiga kilogram gula, dan dua kilogram tepung ketan.
Jenang Ketan
Makanan olahan beras ketan oleh Pak Tam yang nilai jualnya paling mahal adalah jenang ketan. Harganya per kilogram kurang lebih lima puluh ribu rupiah. “Kalau yang ini cukup lama bikinnya dan menguras tenaga, Mas.” Pak Tam menjelaskan bahan-bahan yang dibutuhkan antara lain tepung ketan, 12-16 buah kelapa kering yang diambil santannya, dan tiga kilogram gula jawa asli.
Dimulai dari nggeneni santan, Pak Tam menjelaskan satu per satu. Santan dimasak sampai mblendho kurang lebih selama tiga jam, lalu ditambahkan tepung ketan. Di sini, yang membuat beda dengan krasikan adalah tepung ketan sudah ditambahkan dengan air sampai kental dan berwujud seperti bubur. Setelah ditambahkan tepung kental, santan diaduk selama enam jam sampai menjadi sedikit mengeras.
Pengemasan dilakukan dengan diletakkan pada nampan ukuran dua kilogram sehingga tidak membuat jenang mudah berubah bentuk. Yang membuat istimewa jenang ketan buatan Pak Tam yaitu bisa bertahan maksimal satu bulan meskipun tanpa pengawet tambahan.
“Saya suka sama tiga makanan ini, apalagi kalau ada orang minta dibuatin ya saya yang membuatkan ikut senang.” Sambil tersenyum, Pak Tam menyampaikan kalau mengolah beras ketan itu juga membuat dirinya senang bisa melanjutkan pembuatan makanan tradisional.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Bapak Rustam/Pak Tam, Pelaku budaya, dusun Sigug desa Bumiharjo