(Narasi oleh Romdhoni dan Andika Ulinnuha)
Narasi
Jarik adalah kain yang berbentuk kotak memanjang berukuran sekitar kurang lebih 2 meter yang biasa dipakai untuk macam-macam kebutuhan seperti untuk menggendong anak atau menggendong barang bisa juga untuk dibuat tapih. Jarik sendiri memiliki dua jenis yaitu jarik ciut (slendang) dan jarik gendong atau yang berukuran besar.
Orang-orang tua jaman dulu khususnya perempuan biasa memakai jarik untuk sandang di setiap harinya, namun sekarang orang yang memakai jarik untuk tapih sudah jarang ditemui mengingat sekarang jaman sudah modern dan perempuan di zaman sekarang lebih memilih memakai rok ataupun celana yang lebih praktis dalam memakainya. warga desa biasanya mendapatkan jarik dengan membeli di toko-toko sekitar Pasar Borobudur dengan harga yang bervariasi tergantung jenis bahan dan motif dari jarik tersebut.
Nok Nandir (70 tahun), warga Dusun Brongkol, Desa Tanjungsari ini sudah sejak muda mengenakan jarik ciut untuk keperluan membawa barang-barang. Menurut beliau, mengenakan jarik lebih efektif. Saat tidak sedang digunakan bisa dilipat atau digulung, sedangakn saat diperlukan membawa barang langsung dibuat gendongan. Ada manfaat unik lainnya dari jarik yaitu bisa menyimpan uang di sisi ujungnya kemudian dibuntel atau dibalutkan. Sampai sekarang kebiasaan menyimpan uang dengan cara itu masih dilakukan Nok Nandir.
Gambar
Narasumber
- Mbah Nok Nandir, 70 tahun, Sesepuh desa, Pelaku budaya, Dusun Brongkol Desa Tanjungsari