Kali Ngudal di Sumber Kehidupan di desa Sambeng

(Oleh Zurdhan Ageng Pamuji dan Khoirul Fai)

Narasi

Kali Ngudal atau Sungai Ngudal di Dusun Sambeng 1 Desa Sambeng bukan sekadar kali bagi warganya. Keberadaannya menghidupi warga di 6 dusun di Desa Sambeng, bahkan juga memberi berkah bagi warga dusun di lain desa.

Disebut Kali Ngudal dari kata banyu medal sing mubal-mubal. Lokasi mata air di Kali Ngudal terletak persis di bawah jembatan pinggir jalan raya alternatif, Klangon-Borobudur.

Secara asal mula, Kali Ngudal sendiri tidak ada yang tahu asal muasalnya. Entah terbentuk oleh proses alam atau kah buatan leluhur pada masa lampau, yang jelas sumber Ngudal sebagai anugerah tersendiri yang dimiliki warga Desa Sambeng.

Kali Ngudal selain menghidupi 6 dusun di Desa Sambeng juga menghidupi 7 dusun tetangga yaitu Dusun Wonosari,  Ngaglik, Kerekan, Pucungan, Kedungombo, Sangen, Brangkal, Mangundadi, Kaliduren, yang termasuk di lingkup kelurahan Desa Candirejo.

Berbicara mengenai sumber air Ngudal, berkaitan dengan keunikan karakter air dan juga sosok penunggu yang ada di dalamnya. Air ini telah diuji kadar air oleh Kementerian Perindustrian RI pada tanggal 27/04/2021.

Kali Ngudal selain menjadi harta karun bagi desa, juga mengandung makna spiritual yang tinggi ditandai dengan beberapa hal, seperti debit air yang tetap sama atau tidak kurang tidak lebih pada saat musim kemarau. Sering saya temukan beberapa sosok makhluk penunggu yang ikut memperkuat sumber. Sumber air tersebut memiliki 2 arah pengaliran air yaitu menuju (arah barat dan arah timur.

Zaman dahulu ada beberapa batu yang kecil cukup banyak sebesar kelereng di sekeliling sumber mata air dan sekarang  hilang tanpa sebab dan tidak di ketahui hilangnya kemana setelah batu kerikil itu hilang tidak tau kenapa sumber mata air jadi agak kecil yang dulunya sangat besar gumpalan air yang keluar.

Kata Japari, seorang warga dari Dusun Sambeng 1, mitosnya sumber mata air tersebut mengeluarkan air gumpalan berwarna putih yang muncul bebarengan dengan malam seribu bulan/lailatul qodar.  Hanya satu kali dalam malam lailatul qodar dari 10 malam teraakhir bulan Ramadan malam ganjil, 21, 23, 25, 27, 29 itu pun tidak semua orang bisa melihat air yang keluar berwarna putih.  Hanya orang-orang tertentu dan orang beruntung.

Jika orang tersebut bisa melihat air yang berwarna putih, orang tersebut akan mendapatkan keberkahan dari Gusti Kang Maha Suci. Karena ada mitos itu, di Sambengan  sering ada  yang melakukan tirakatan kungkum di sendang-sendang pada bulan puasa untuk menjemput lailatul qodar.

Di Kali Ngudal tersebut ada pembagian tempat untuk mandi yaitu untuk mandi laki-laki dan perempuan. Bagi perempuan tempatnya berada di sisi barat sumber mata air. Selain untuk mandi sering juga digunakan ibu-ibu untuk mencuci pakaian. Jika ibu-ibu habis melahirkan, zaman dulu  sering menaruh kembang boreh dan memaki wuwung. Kata wuwung adalah biar mata tidak rabun. Wuwung terdiri dari jamu-jamuan yang sudah dihaluskan untuk dipake wuwung.

Lokasi untuk mandi laki-laki bertempat di sisi timur sumber mata air yang berbentuk pancuran dan di malam hari sering dibuat mandi tirakatan atau kungkum.

Warga berharap, ke depan bisa mengelola sumber mata air agar bisa dikenal semua orang dan bermanfaat entah di bagian air minum kemasan atau wisata.

 

Gambar

Lokasi

Narasumber

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *