(Narasi oleh Romdhoni dan Andika Ulinnuha)
Narasi
Menurut Mbah Mulyadi (70 tahun), warga Dusun Nampan, Turonggo Mudo adalah salah satu kesenian jathilan atau kuda lumping yang ada di Desa Tanjungsari. Padepokannya terdapat di Dusun Nampan, yang diketuai oleh Bapak Rokani. Awal mulanya kesenian jathilan ini dibentuk oleh Bapak Mupangat dan temann-temannya dan mendatangkan guru seni dai luar desa karena ingin nguri-uri kesenian tradisional di jawa ini. Pada akhirnya kesenian ini mampu eksis dan sampai generasi kelima.
Jathilan Turonggo Mudo sering tampil pada kegiatan-kegiatan dusun atau desa, bahkan diundang untuk mengisi acara di luar desa. Sebelum pentas, ada beberapa ritual khusus yang dilakukan oleh para pelaku antara lain mencuci gamelan, mencuci jaran kepang (kuda lumping), dan memberikan sesaji. Semua itu dilakukan agar saat pentas diberi kelancaran sampai selesai. Sampai sekarang ritual-ritual tersebut masih digunakan ketika akan melaksanakan pementasan.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Mbah Mulyadi, 70 tahun, Sesepuh desa, Pemerhati budaya, Dusun Nampan Desa Tanjungsari