Kenyel: Kenyal, Gurih, dan Bergizi

(Narasi oleh Wahyu Nur Rahman dan Abdul Kholiq Kurniawan)

Narasi

Pak Dwi, warga Dusun Sigug RT 03, sudah 2 tahun menjalankan usaha di bidang kuliner, yaitu kenyel. Usaha ini merupakan bisnis keluarga yang telah dikelola selama 10 tahun dan kemudian dilanjutkan oleh Pak Dwi.

Untuk proses produksi, Pak Dwi menggunakan kayu sebagai bahan bakar utama, panci jumbo, luweng (tungku tradisional), ember besar, dan alat penyangrai yang berbentuk seperti molen.

Bahan utama terbuat dari kulit sapi yang diperoleh dari pabrik. Kulit sapi dijemur sampai kering, kemudian disangrai menggunakan pasir dan dikukus hingga kulit mengembang. Proses yang terakhir yaitu direndam selama kurang lebih 2 hari untuk menghasilkan kulit yang kenyal. Lama tidaknya proses produksi tergantung pada kualitas kulit yang diperoleh. Jika kulit sapi bagus, proses memasak lebih cepat matang dan tidak mudah hancur. Namun jika kulit sapi jelek, maka membutuhkan waktu lebih lama.  Dalam sehari, Pak Dwi bisa menghabiskan 17 kg kulit sapi dan menghasilkan sekitar 40 kg kenyel. Biasanya, kenyel dijual di Pasar Borobudur dan Pasar Muntilan dengan harga Rp 20.000/kg (tahun 2021).

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Pak Dwi, pembuat kenyel, dusun Sigug desa Bumiharjo

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *