Botol Sampah Plastik Kreatif (Bostik)

(Narasi oleh aveqaveqjosss dan jamilr888)

Narasi

Berawal dari wujud keprihatinan saya melihat sampah-sampah yang ada di kawasan wisata Borobudur. Saya begitu yakin sampah bisa diolah menjadi barang yang berguna atau bisa menjadi barang yang bernilai tinggi,” ucap Bapak Hadi Prayitno (pemilik usaha Bostik) di Dusun Susukan, Desa Tegalarum.

Bostik merupakan usaha rumahan yang dijalankan oleh Bapak Hadi Prayitno atau yang sering disapa Pak Yitno dengan mengelola sampah plastik menjadi suatu karya, Bostik mulai terbentuk pada tahun 2016.

Sebelum saya menekuni pekerjaan yang saya geluti sekarang ini (Bostik), dulu saya pernah ikut di sebuah perusahaan. Kalau boleh dibilang posisinya ya sudah lumayan. Saya dulu pernah menjadi supervisor salah satu perusahaan di wilayah Jawa Tengah. Sebenarnya pekerjaan itu juga bagus, hanya saja lebih enjoy kalau bikin karya sendiri. Kerjanya lebih enak serta kita bebas untuk berkarya.”

Patung hewan

Sampah terdiri dari 2 jenis, yaitu organik dan anorganik. Sampah organik bisa diolah untuk menjadi kompos, sedangkan sampah anorganik seperti botol plastik dapat diolah menjadi suatu karya seperti bunga beserta vasnya. Untuk limbah galon, bisa diolah menjadi berbagai macam seperti patung hewan. Bahan baku pembuatan diperoleh dari pengepul, dan ada juga yang setor ke rumah. Jika bahan baku habis atau kurang, beliau membeli di depo-depo terdekat.

Inovasi baru

Dalam perjalanannya, banyak kendala suka maupun duka terutama selama 2 tahun ini karena pandemi COVID-19, sehingga pesanan, event, dan pelatihan berkurang yang mengakibatkan penghasilan mengalami penurunan sebesar 75%. Namun, beliau tetap produktif berkarya agar tetap mempunyai stok ketika ada pesanan. Selain itu, Pak Yitno juga tetap berinovasi untuk menghasilkan karya-karya baru seperti sepasang jerapah, rusa, dan kolam ikan mini. “Untuk ke depannya, saya ingin membuat galeri yang bertemakan sampah plastik terutama botol plastik. Rumah seisinya beserta pernak-perniknya terbuat dari botol plastik. Saya sudah mulai membuat untuk beberapa komponen seperti genting, tirai dan aksesori lainnya. Walaupun dengan keterbatasan finansial, saya masih tetap eksis di limbah sampah botol.”

Berkat Sampah

Dengan mengelola sampah, saya bisa untuk menafkahi keluarga, menyekolahkan anak saya, setidaknya dari sampah inilah yang menjadi berkah rezeki saya. Jangan anggap sampah sebagai musuh. Sebisa mungkin sampah menjadi sahabat agar kita bisa mendapatkan manfaat. Berkat sampah, saya sering diajak pelatihan, tukar ilmu dengan Dinas Pendidikan, Dinas Tenaga Kerja, dan Dinas Lingkungan Hidup serta Dinas Sosial.” jelas Pak Yitno.

Penghargaan

Dalam pengelolaan sampah, Pak Yitno sudah mendapatkan berbagai macam penghargaan, antara lain juara 2 kreasi daur ulang sampah se-Kabupaten Magelang, juara 1 pendampingan SLB LKSN tingkat nasional. Pada tahun 2021, penghargaan yang diperoleh diantaranya pendampingan murid SDN 1 Wanurejo tingkat kabupaten, juara 1 pendampingan SLB LKSN tingkat kabupaten dan lolos tingkat provinsi. “Berbagai macam penghargaan yang saya peroleh, semoga bisa menjadi inspirasi kita untuk semangat dalam mengelola sampah,” ucap Pak Yitno.

Menjaga bumi

Harapan saya untuk pemerintah terkait (Pemerintah Desa, Dinas Lingkungan Hidup, Kemenparekraf), silakan meninjau atau menilai kreasi saya. Untuk perajin seperti saya, mendapat perhatian dengan cukup dilihat atau berikan dukungan, saya sudah sangat senang. Untuk generasi muda, mari kita jaga bumi ini. Bumi bukanlah tinggalan dari nenek moyang tetapi merupakan bekal untuk anak cucu kita. Saya sudah melakukan, kapan anak-anak muda mau melakukan seperti saya? For green Indonesian clean!”

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Bapak Hadi Prayitno, Pemilik usaha Bostik, Dusun Susukan Desa Tegalarum

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...