(Narasi oleh Muhammad Ja’far Qoir dan Miftakhul Fauzi)
Narasi
Kembali kami bertemu Bapak Markoni, agar bisa menjawab semua keingin tahu tentang makam tersebut.
Jumat kliwon 27,08,2021 Desa karanganyar
Kami bertemu Bapak Markoni di rumahnya, yang pertama kami tanyakan adalah apakah makam tersebut boleh kami dokumentasikan dan kami buat ceritanya ?
Pak koni ; “ angsal mas”
Perasaan kami seperti terkena angin sejuk, terasa lega
Karena banyak cerita mistis tentang makam tersebut, dari sinar yang sering keluar di malam Jumat Kliwon, pusaka yang pernah diambil dari makam tersebut, hingga orang orang yang tidak dikenal datang berziarah ke makam itu.
jujur saat kami menuliskan cerita ini, suasana di sekitar kami terasa sangat sunyi, seperti ada yang melihat kami dari kejauhan, dan aroma rokok simbah dengan tembakau khasnya sering terbawa angin melewati hidung kami,
kami tidak tau apa yang terjadi namun, kami berkeyakinan yang kami lakukan ini hanya untuk melestarikan budaya di desa, dan sebelum kami melakukan ini kami sudah meminta izin kepada yang bersangkutan.
Bapak Koni menceritakan bahwa makam yang ada di sudut Dusun Klipoh ini merupakan makam yang sudah ada sejak masa majapahit. Terbukti dari bata merah besar yang digunakan untuk menutupi makam tersebut.
Dahulu ada seorang dalang dengan segala perlengkapannya datang ke Dusun Klipoh untuk melakukan seni wayang, tidak ada yang mengundang, namun menurut Bapak Koni dalang tersebut sering berpindah pindah tempat untuk melakukan wayangan, hingga pada saatnya sampai ke Dusun Klipoh.
Sebelum Mbah Dalang memainkan pewayangan, Warga dikumpulkan, dan pada malamnya Mbah Dalang melakukan wayangan dengan alat sederhana, banyak warga yang antusias dengan pertunjukkan wayang tersebut.
Hingga Simbah Dalang ini juga bersemangat untuk mendalang sampai pagi, namun karena Mbah Dalang yang sudah berusia, beliau pun sakit, hingga dirawat oleh warga sekitar.
Tidak ada yang tau keluarga atau rumah beliau, hingga beliau wafat, bahkan sampai beliau wafat tidak ada yang tau nama asli dari Mbah Dalang ini. Atas kesepakatan warga, mbah dalang ini dimakamkan di Dusun Klipoh. Dengan julukan “Mbah Dalang”.
Pemakaman Mbah Dalang ini dilakukan swadaya oleh warga, dan atas persetujuan tokoh masyarakat saat itu, konon alat alat wayang Mbah Dalang juga ikut dimakamkan di dalamnya. Sehingga untuk mengenang beliau warga menaruh bata merah di sekitar makam beliau agar suatu saat nanti ada yang mengenali Mbah Dalang dari ceritanya, mereka bisa berziarah atau mengunjungi makam beliau.
Saat ini makam Mbah Dalang hanya tersisa 3 bata merah karena terbawa longsor saat hujan deras, harapannya nanti banyak warga yang antusias untuk membantu memperbaiki makam tersebut setelah mendengar cerita ini.
Bapak Koni juga menyampaikan bahwa, dengan adanya makam Mbah Dalang disitu, secara spiritual segala kesenian yang ada di Karanganyar mendapat kejayaan hingga sekarang,
Secara tidak langsung, aura positif dari mbah dalang yang sejatinya beliau adalah seorang pegiat seni budaya, dan dimakamkan di tanah Karanganyar. maka energi energi beliau ikut terserap pada segala kesenian yang dikembangkan masyarakat.
Jadi Setiap kegiatan seni di Dusun Klipoh selalu mengundang daya Tarik masyarakat dan jiwa jiwa seni selalu ada di setiap keturunan warga setempat.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Bapak Markoni, pemerhati budaya, dusun Klipoh desa Karanganyar