(Narasi oleh Nurul Amin H. dan Wasis)
Narasi
Pagi hari yang cerah sekitar pukul 09.30 saya bertemu salah satu warga dusun Wonotigo yang bernama Mas Saka (27 Tahun) sedang memangkas atau memotong tanaman. Saya pun dipanggil Mas Saka untuk berkunjung dan melihat aktifitas yang sedang dilakukannya. Saat saya sedang bertanya-tanya, Mas Saka sedang memotong pucuk tanaman supaya cepat bertunas banyak. Awalnya Mas Saka hanya coba-coba saja ngerawat kembang dan baru 1 tahun mencobanya.
Walaupun hanya baru coba-coba saja, tetapi kembang yang dirawat cukup banyak seperti, bites, mrico, murbei, kemuning lokal, sakura, ndoro putri, yodium, tanaman cabai, serut, lidah cicak, dan masih banyak lagi. Untuk penyiraman kembang, Mas Saka menggunakan air yang ada seperti air kolam iwak atau ikan yang dipeliharanya. Penyiraman kembang tergantung sibuk tidaknya Mas Saka, jika sedang sibuk maka tanaman tersebut tidak sempat untuk disiram dan jika hujan maka tanaman tidak akan disiram kembali hingga keesokan harinya. Jika ada orang yang ingin membeli tanaman Mas Saka maka akan dijual dan jika tanaman yang ingin dibeli orang tersebut dibutuhkan Mas Saka maka tidak akan dijual.
Kolam ikan
Mas Saka merawat kembang hanya dengan diberikan pupuk kandang yang sudah dicairkan dan takaran yang diberikan kepada setiap tanaman berbeda-beda tergantung ukuran dari tanaman tersebut. Selain merawat kembang, karena Mas Saka memiliki hobi menangkap ikan disungai dan akhirnya memiliki ide untuk memeliharanya dirumah dengan dibuatkan kolam yang terbuat dari kurang lebih 200 susunan batubata. Batubata tersebut tidak hanya sekedar disusun tinggi, namun disusun zigzag supaya lebih kuat dan tidak jatuh. Jika batubata sudah tersusun, lalu bagian dalam kolam diberikan plastik supaya tidak bocor dan airnya lebih mudah dibersihkan. Mas Saka sendiri mengatakan jika sebenarnya lebih enak menggunakan kolam yang terbuat dari susunan batubata saja dibandingkan yang terbuat dari semen. Biasanya Mas Saka mengambil ikan di sungai dan ditangkap menggunakan jarring atau seser, lalu langsung dibawa pulang dengan menggunakan plastik yang sudah diisi air supaya ikan tidak mati. Jika air kolam sudah terlalu kuning atau hijau, maka air kolam akan dibersihkan dengan cara disedot menggunakan selang air.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Saka, 27 tahun, Desa Kembanglimus