(Narasi oleh Haidar Imama dan Habib Safrodin)

Narasi

Nyadran merupakan salah satu tradisi dalam menyambut datangnya bulan ramadan. Kegiatan yang biasa dilakukan saat nyadran atau ruwahan, seperti menyelenggarakan kenduri, dengan pembacaan ayat Al-Quran, zikir, tahlil, dan doa yang kemudian ditutup dengan makan bersama. Melakukan besik, yaitu pembersihan makam leluhur dari kotoran dan rerumputan. Melakukan upacara ziarah kubur, dengan berdoa kepada roh yang telah meninggal di area makam.

Nyadran biasanya dilaksanakan pada setiap hari ke-10 bulan rajab atau saat datangnya bulan syaban. Dalam ziarah kubur, biasanya peziarah membawa bunga, terutama bunga telasih. Bunga telasih digunakan sebagai lambang adanya hubungan yang akrab antara peziarah dengan arwah yang diziarahi. Para masyarakat yang mengikuti nyadran biasanya berdoa untuk sesepuh, orang tua, serta saudara-saudari mereka yang telah meninggal.

Seusai berdoa, masyarakat akan menggelar kenduri atau makan bersama di sepanjang jalan yang telah digelari tikar dan daun pisang. Tiap keluarga yang mengikuti kenduri harus membawa makanan sendiri. Makanan yang dibawa harus berupa makanan tradisional, seperti ayam ingkung, sambal goreng ati, urap sayur dengan lauk rempah, perkedel, tempe, tahu bacem, dan lain sebagainya.

 

Gambar

Narasumber

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...