(Narasi oleh Mustofa dan Zam Zamil Huda)
Narasi
Menurut Mbah Ali Muhdi (72 tahun) warga Dusun Jombor, pawon merupakan bagian dari rumah yang memiliki fungsi yang sangat penting. Masyarakat Desa Giripurno menggunakan pawon tidak hanya sebagai tempat untuk memasak saja, akan tetapi pawon juga memiliki fungsi lain seperti tempat berkumpulnya seluruh anggota keluarga. Pawon juga menjadi tempat untuk menyimpan berbagai hasil pertanian, mengolah hasil pertanian sebelum dijual, dan sebagainya. Biasanya pawon tersebut terpisah atau merupakan rumah yang berbeda dari rumah utama atau omah ngarep. Ada juga yang membuat omah pawon ini terpisah dari omah ngarep, namun pada umumnya pawon juga bergandengan dengan omah ngarep. Di dalam pawon tersebut, selain perlengkapan memasak pada umumnya juga terdapat berbagai perlengkapan lain yang menjadi perlengkapan untuk mengolah bahan makanan atau sebagai tempat penyimpanan.
Amben
Amben merupakan tempat yang terbuat dari bambu atau kayu. Tempat ini memiliki fungsi yang beragam sesuai dengan penempatan dan ukurannya. Namun di Desa Giripurno amben sangat lazim ditempatkan di pawon sebagai salah satu tempat duduk dan meletakkan perlengkapan masak. Amben yang diletakkan di pawon biasanya memiliki ukuran yang kecil dan dengan bentuk yang sangat sederhana. Kaki amben tidak harus terbuat dari kayu atau bambu, ada yang cukup mengganjalnya dengan batu. Papan untuk amben ini juga tidak hanya terbuat dari kayu. Akan tetapi kayu menjadi pilihan kedua dan yang menjadi pilihan pertama adalah yang terbuat dari bambu yang dicacah dan dikenal dengan istilah galar. Pada zaman dahulu tidak semua warga memiliki kamar yang cukup untuk anggota keluarganya, oleh karena itu mereka akan membuat ambin yang panjang sebagai tempat tidur bersama.
Luweng
Luweng merupakan tempat untuk membuat api berbentuk balok yang memiliki lubang pada bagian atas untuk menempatkan alat memasak. Luweng menjadi perlengkapan wajib yang ada di dapur warga. Biasanya luweng terbuat dari batu bata yang direkatkan dengan tanah liat, namun kini ada yang menggunakan semen dan pasir. Di tempat-tempat tertentu, luweng dibuat dengan cara yang lebih sederhana seperti melubangi tanah, menggunakan batu, dan sebagainya. Lubang untuk menempatkan perlengkapan memasak pun memiliki jumlah yang bervariasi, mulai dari dua lubang hingga empat lubang. Lubang-lubang tersebut umumnya terbuat dari gerabah yang disebut dengan blengker dan dipasang pada saat pembuatan atau diganti baru ketika sudah rusak.
Dingklik
Dingklik adalah tempat duduk kecil yang terbuat dari balok atau papan. Perlengkapan ini digunakan sebagai tempat duduk di depan luweng pada saat memasak atau pada untuk aktivitas lain yang membutuhkan tempat duduk yang pendek.
Cowek, Munthu
Cowek adalah perlengkapan yang terbuat dari gerabah atau batu. Perlengkapan ini merupakan perlengkapan wajib yang dimiliki oleh setiap warga masyarakat di Desa Giripurno. Kegunaan dari cowek adalah sebagai alas untuk mengulek atau menumbuk bumbu-bumbu yang akan digunakan untuk memasak. Sedangkan munthu merupakan perlengkapan yang terbuat dari kayu atau batu. Kegunaan munthu merupakan alat pengulek bumbu-bumbu tersebut.
Lumpang, Alu
Lumpang adalah perlengkapan yang terbuat dari batu yang diberi lubang di tengahnya. Kegunaan lumpang ini adalah sebagai tempat untuk menumbuk baik bahan makanan yang berupa bahan mentah maupun bahan setengah jadi. Bahan mentah yang ditumbuk dengan lumpang antara lain adalah gabah dan jagung. Gabah akan ditumbuk hingga menjadi beras, sedangkan jagung akan ditumbuk hingga menjadi meniran dan tepung. Bahan makanan lainnya yang ditumbuk pada lumpang adalah gethuk dan jadah. Aktivitas menumbuk bahan mentah dikenal dengan istilah nutu. Jika sudah berbentuk makanan setengah jadi, biasanya masyarakat menambahkan alas plastik supaya tetap bersih. Kemudian untuk alat penumbuknya disebut dengan istilah alu. Perlengkapan ini terbuat dari kayu yang keras. Sama dengan lumpang, jika barang yang ditumbuk merupakan bahan setengah jadi, biasanya diberi alas berupa plastik.
Pogo
Pogo merupakan tempat khusus yang dibuat dan didirikan di atas luweng. Kerangka utama pogo terbuat dari kayu atau bambu dengan tinggi 2 hingga 2,5 meter. Fungsi pogo adalah untuk menarang (memanggang/memanaskan) kayu, gabah, jagung, benih cabai, dan sebagainya. Papan pada pogo tersebut biasanya dibuat tidak rapat agar panas dapat sampai ke atas. Pogo merupakan salah satu perlengkapan yang juga tergolong wajib dimiliki oleh pawon. Dengan tempat ini maka hasil panen seperti gabah dan jagung akan lebih awet sebagai cadanngan makanan pada masa yang akan datang. Selain itu, stok kayu bakar kering akan selalu terjaga.
Pragen
Pragen merupakan tempat khusus yang terbuat dari papan kayu atau bambu yang ditempel di dinding atau digantung sebagai tempat bumbu masakan. Bumbu-bumbu yang ada akan dimasukan ke dalam wadah dan ditempatkan di atas pragen supaya mudah dalam penggunaannya.
Slumbat
Slumbat merupakan perlengkapan untuk mengupas sabut kelapa yang terbuat dari besi baja. Perlengkapan ini juga menjadi salah satu perlengkapan yang wajib di sekitar pawon. Ada dua jenis slumbat yang ada di Desa Giripurno. Pertama, slumbat dengan alas yang terbuat dari kayu. Kedua, slumbat yang hanya batang besi yang dipipih pada ujungnya. Penggunaan kedua slumbat ini sama, namun jika slumbat hanya terdiri dari batang besi maka butuh tempat untuk menancapkan slumbat tersebut. Untuk dapat mengupas kulit kelapa dengan slumbat dibutuhkan keterampilan khusus. Jika salah maka kelapa bisa tertembus dan rusak atau tangan akan terluka.
Gambar
Narasumber
- Mbah Ali Muhdi 72 tahun, Dusun Jombor, Desa Borobudur