(Narasi oleh Lukman Fauzi Mudasir dan Diyah Nur Arifah)
Narasi
Berdiri sejak 2018 yang diprakarsai pemuda dusun ngaran II Desa Borobudur diketuai saudara Adi Pramuningtyas. Berawal dari keprihatinan terhadap makin hilangnya patung bambu dan sedang mencari media belajar untuk anak anak dusun maka muncullah sanggar ini yang diprakarsai:
- Adi Pram
- Pingki
- Singgih
- Priyono
- Priyadi
- Muslich
- Soni
Mereka mendapatkan ketrampilan dari desa Klaten. Bahan baku yang dipakai adalah Bambu, Kayu, kain, benang woll dan gedebog pisang kering, daun bodi kering. Proses pembuatan nya dimulai dari bambu yang dibelah menjadi potongan kecil, lalu dirangkai dengan katu pokok dirangkai dengan benang dan jadilah kerangka patung, dilapisi kain,atau daun kering lalu dilukis.
Produk sanggar ini ada beberapa macam payung dari diameter 50 cm sampai dengan 100 cm. Sementara, untuk harganya relatif terjangkau, yakni sekitar 50.000-100.000 rupiah (tahun 2021).
Selama ini sanggar jejeg art sudah menghasilkan banyak produk dan kebanyakan dijual sebagai souvenir paket wisata lukMois payung tradisional di desa Borobudur.
Sanggar payung Jejeg Art mengembangkan lukis payung dengan berbagai motif dari yang sederhana maupun berkaitan dengan candi Borobudur. Beberapa motif yang sering dipergunakan saat ini yaitu;
- Motif Bunga Teratai
- Bunga Mawar
- Bunga Tulip
- Animasi
- Relief Candi Borobudur
Dalam kiprahnya, selain menjual berbagai payung untuk souvenir maupun mengembangkan sanggar belajar, sanggar Payung Jejeg Art pernah diundang dan mengikuti beberapa event, yakni;
- Festival Payung Indonesia, 2019
- Young Ecocreative Square, Expo Enterpreneur Muda , 2019
Gambar
Lokasi
Ngaran Lor No.2, Dusun XIX, Borobudur, Kec. Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah 56553
Narasumber
- Adi Pramuningtyas, Pemerhati budaya, ketua Sanggar Payung Jejeng Art, dusun Ngaran II desa Borobudur