Beranda | Pitutur Bambu Borobudur 2022 | Lorong Jataka |Penyu Kacchapāvadāna; Penolong dan Pengorbanan tiada Batas
Lorong masuk Pitutur Bambu Borobudur ini terinspirasi dari relief Jataka di candi Borobudur. Dalam relief jataka, berisi ukiran fabel (cerita dengan hewan sebagai penokohannya) yang menggambarkan kehidupan Sidharta Gautama dalam wujud tokoh hewan dengan perwatakan adiluhung yang dapat dijadikan teladan bagi setiap orang. Cerita tersebut memang syarat dengan kandungan makna dan nilai-nilai moral.
Salah satu hewan yang ditampilkan di lorong Jataka adalah Penyu. Berikut di bawah ini kisah yang disadur dari buku JĀTAKA :
Relief Borobudur
JATAKA
CERITA KELAHIRAN LAMPAU BUDDHA
Penulis & Fotografer : Anandajoti Bhikku
Penyu Kacchapāvadāna
Penolong dan Pengorbanan Tiada Batas
Dalam kisah jataka ini, Sang Bodhisattva terlahir kembali sebagai seekor penyu. Karenanya ia masih harus lama sekali sabar menunggu untuk kelahiran kembali. Sebab pada umumnya jika tidak ada hal-hal yang menjadi penghalang, seekor penyu dapat mencapai usia yang sangat lama.
Suatu hari sebuah perahu besar berlayar di samudera yang memuat limaratus orang pedagang di dekat penyu tersebut. Sekonyong-konyong badai menerjang sedemikian hebatnya sehingga perahu itu tenggelam. Limaratus orang pedagang itu terapung-apung di samudera sambil saling berpegangan dengan sisa-sisa kayu yang ada. Tak nampak perahu lain pun yang melintas, dan semua perbekalan makanan ikut tenggelam.
Ketika badai mereda sang penyu menghampiri mereka yang sudah putus asa itu. Mereka diminta naik ke atas punggung sebanyak dia dapat untuk dibawanya dalam perjalanan. Demikianlah penyu itu berenang bolak balik mengangkut orang-orang malang itu sampai orang yang terakhir dengan selamat berada di sebuah pulau yang kosong.
Sudah tentu mereka semua bergembira dan berterima kasih kepada penyu itu. Sang penyu itu sendiri karena pekerjaan berat ini merasakan sangat letih hingga ia pun jatuh tertidur di pantai.
Sementara orang-orang tadi yang lama terapung-apung di laut tanpa makan dan minum, merasa sangat lapar. Mereka melihat-lihat pulau itu dengan harapan akan mendapat makanan. Tetapi malang bagi mereka, sebab pulau itu ternyata setengah tandus. Ada beberapa batang pohon kelapa dengan buah yang tidak seberapa banyaknya. Bagi limaratus orang dengan perut lapar, maka buah-buah itu dalam sekejap telah habis dimakan.
Merasa sangat lapar, pendangan mereka tertuju kepada penyu itu dan dan timbul pikiran yang buruk untuk menyantap penyu itu. Hal yang wajar ketika orang yang sangat lapar maka, di hadapannya seakan-akan timbul berbagai makanan lezat yang biasanya tidak pernah ada.
Penyu yang sedang tidur seakan-akan merasakan apa yang sedang berkecamuk di dalam pikiran mereka, dan kemudian terbangun.Ia berpikir sejenak dan terbayanglah dengan jelas tentang tujuannya untuk menjadi seorang Buddha yang telah sangat lama diidamkannya. Mengingat kembali, bahwa ia mungkin harus hidup lebih lama lagi sebagai penyu. Akhirnya, dengan rela ia mengorbankan dirinya sebagai makanan bagi orang orang yang menderita kelaparan tersebut. Maka disatu sisi ia dengan sekaligus akan dapat meraih tujuannya.
Orang-orang tersebut akhirnya tertolong olehnya, dan karena timbunan karma baik mereka, tak lama kemudian datanglah sebuah perahu yang mau menolong mereka dari pulau itu kembali pulang ketempat asal mereka masing-masing.
Penyu itu kemudian akan terlahir kembali sebagai seorang Sammasam Buddha.
Terjadinya badai dan kerusakan kapal yang parah
Di relief ini digambarkan kapal dan orang-orang didalamnya yang terancam bahaya besar. Terlihat ada orang yang dalam bahaya terjancam jatuh ke laut. Di sebelah kanan depan nampak ada ikan besar dengan gigi gigi tajam menganga seperti siap menerkam.
Sang Penyu mengajarkan tentang dharma
Sebagai penutup di relief ini penyu nampak duduk di tempat yang lebih tinggi. Penyu nampak bercakap-cakap dengan para lelaki tersebut. Paa lelaki seakan mendengarkan dengan seksama dengan sikap tangan menghormat.
Daftar Pustaka
Ānandajoti Bhikkhu. 2020. Jātaka: Cerita Kelahiran Lampau
Buddha. Ehipassiko Foundation. Jakarta
Cerita Bergambar, Relief Jataka Candi Borobudur. 2014.
Balai Konservasi Borobudur Direktorat Jendral
Kebudayaaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Magelang
Prasetya, Bambang Eka. 2022. Kumpulan Cerita Jatakamala.
Seni Membaca Relief (Sebar) Candi Borobudur.
Nittramaya. Jawa Tengah.
Tahukah Anda?
Penampilan Sang Penyu oleh Desa Kenalan di Karnaval G20
Dalam Karnaval G20 12 September 2022 yang lalu, Desa Kenalan mengusung tokoh Penyu sebagai tema kirabnya. Salah satu kostum yang unik adalah kreasi penyu yang dibuat dari caping. Tak hanya sebagai dekorasi saja, kreasi caping berbentuk penyu ini juga berfungsi layaknya caping biasanya. Caping yang menjadi penutup kepala keseharian orang-orang desa jika akan pergi ke sawah atau ladang.
Dalam Pitutur bambu kali ini, caping berbentuk penyu ini juga mengisi dekorasi yang menempel di dinding dan langit-langit ruang Aula tempat pameran dekoratif "nelayan tanpa perahu" dan "pojok dolanan rakyat" .