(Narasi oleh Salma Salsabila R. dan M. Shodek)
Narasi
Bu Mulyanah (51 tahun) dan putranya, Mas Apip (25 tahun) terlihat sedang sibuk membuat tahu ketika saya datang ke rumahnya di Dusun Kiyudan, Desa Majaksingi. Saya kemudian menjelaskan maksud dan tujuan datang ke rumah mereka dalam rangka mencari informasi pembuatan tahu. Kedatangan saya rupanya disambut dengan ramah, terlebih Mas Apip adalah teman saya semasa SD. “Arep takon apa?, kene tak jawab. Tapi tak sambi gawe yo iki” (Mau tanya apa, sini aku jawab. Tapi sambil membuat ini ya) celetuk Mas Apip. “Ho’o pip, aku yo tak sambi moto koe” (Iya pip, aku mau tanya juga sambil memotret kamu) jawab saya. “Kui disambi mas” (Itu dinikmati mas) Bu Mulyanah menawarkan tahu pong yang sudah di meja. “Nggih, Maturnuwun” (Iya terima kasih) sahut saya.
Sambil ngirisi (memotong) tahu, Bu Mulyanah memberi tahu saya bahwa usahanya membuat tahu ini telah berdiri sejak sekitar tahun 2004. Yang sebelumnya, beliau juga buruh membuat tahu di Dusun Mendalan, Desa Tanjungsari. Merasa sudah mendapat ilmu dan keahlian membuat tahu dari sana, Bu Mulyanah dan suami kemudian memulai usahanya sendiri. “Wonten ilmu khusus mboten toh nek ndamel tahu?” (Ada ilmu khusu tidak kalau mau buat tahu) tanya saya ke Bu Mulyanah.
“Ilmu apa mas? Sik penting bismillah. Arep napa wae, ora mung gawe tahu nek isa yo nggo bismillah” (Ilmu apa mas? Yang penting bismillah. Niat apa saja, tidak hanya saat membuat tahu kalau bisa ya dengan bismillah) jawab Bu Mulyanah sambil mesem.
Bahan baku pembuatan tahu yaitu kedelai yang didapat dari membeli di Pasar Borobudur. Waktu pembuatan tahu biasanya dilakukan sore atau sehabis magrib sebab esok pagi harus dijual ke pasar. Hasil tahu buatan Bu Mulyanah yang biasa dijual antara lain, yaitu tahu putih, tahu merah, dan tahu pong. “Ampas tahune didamel nopo niku?” (Ampas tahunya dibuat apa itu?) tanya saya. “Tak nggo pakan sapiku, karo ono uwong sik njupuk biasane” (Aku buat makanan sapiku, sama ada orang yang mengambil biasanya) sahut Mas Apip.
Menurut Mas Apip, dia merasa wajib meneruskan usaha yang dirintis orang tuanya. Sehingga setelah lulus sekolah, dia terbiasa membantu orang tuanya membuat tahu. Dari sana dia belajar, hingga akhirnya sekarang dia bisa membuat sendiri, meski masih bersama ibunya. “Rencana ke depan piye, Pip?” (Rencana ke depan bagaimana, Pip?) tanya saya ke Mas Apip. “Yo nek aku bakal terus nglakokake usahane bapak mak ku iki” (Ya kalau aku akan terus menjalankan usaha bapak dan ibu ku ini) jawab Mas Apip. Pertanyaan tersebut menjadi pertanyaan penutup, sebelum melanjutkan makan tahu pong yang sudah disediakan dan berpamitan pulang dengan Bu Mulyanah dan Mas Apip.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Ibu Mulyanah, 51 tahun, perajin tahu, Dusun Kiyudan Desa Majaksingi
- Apip, 25 tahun, perajin tahu, Dusun Kiyudan Desa Majaksingi