(Narasi oleh Taufik Hidayat dan Jamil Rochmatulloh)
Narasi
Masyarakat secara khusus Jawa, cukup familiar dengan istilah petilasan. Kata ini merujuk pada “tilas” atau bekas. Suatu tempat yang pernah di datangi atau ditinggali oleh seseorang yang mempunyai jasa besar bagi kehidupan. Bapak Triyatno Sekretaris Desa Tegalarum menjelaskan terdapat beberapa petilasan di Desa Tegalarum, diantaranya petilasan bekas tapa acara sun haji yang ada di Prembulan dan belum pernah digali, lokasinya ada di lereng. Di dekat lokasi petilasan, terdapat tempat seperti goa tapi tidak begitu dalam. Petilasan yang kedua yaitu petilasan Raden Somenggolo yang merupakan pengikut prajurit Pangeran Diponegoro yang bermukim di Dusun Kedungrengit, mempunyai anak cucu hingga sekarang sampai generasi ke 7. Raden Somenggolo meninggal dan dimakamkan di Kedungrengit.
Prajurit Diponegoro
Petilasan yang ketiga terdapat di Dusun Tegalwangi, dikisahkan pada awal mulanya terdapat 2 prajurit pengikut Pangeran Diponegoro yang namanya tidak diketahui. Ketika salah satu prajurit meninggal, prajurit lainnya menemui Lurah dan meminta untuk rekannya dimakamkan disini. Akhirnya beliau dimakamkan di sebelah barat makam Kyai Mondoroko. Petilasan lain di Dusun Tegalwangi yaitu petilasan Mbah Nyai Tegal, terdapat bukti konkritnya yang berupa watu lumpang.
Kyai Prembul
Petilasan dari dusun susukan tidak diketahui asal usulnya karena tidak ada makam dan tidak ada sungkup. Untuk petilasan di Dusun Prembulan berada di lor tangsi tepatnya di daerah Macanan, terdapat sungkup pada makamnya, merupakan petilasan dari Simbah Kyai Prembul. Desa Tegalarum juga terdapat peninggalan batu bersejarah berupa batu kenteng, lumpang, lingga dan yoni yang terdapat di Dusun yang ada di Desa Tegalarum.
Syaid Ali
Bapak Triyatno selaku Carik Desa Tegalarum menjelaskan “petilasan yang ada di Desa Tegalarum diantaranya seperti yang telah disebutkan, sebagai tambahan di Dusun Prembulan terdapat petilasan yang dikeramatkan, dari beliau yang disanjung yaitu Syaid Ali, dari orang-orang sepuh di Desa Tegalarum masih ingat bahwa almarhum hidupnya disini”. Syaid Ali semasa hidupnya sangat aktif dalam penyebaran agama Islam.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Bapak Triyatno, Pemerhati budaya, Desa Tegalarum