Pitutur Bambu Borobudur
QR Code

Beranda | Pitutur Bambu Borobudur 2022 | Pelaksanaan |Pojok Penge-tahu-an

Pojok Penge-tahu-an

Pojok Penge-tahu-an terdapat empat kursi yang dimaksudkan mengajak pengunjung untuk berdiskusi
Menempel di langit langit adalah instalasi lampu penge-tahu-an yang menerangi pojok penge-tahu-an. Instalasi lampu ini dibuat dari alat-alat pembuatan tahu tradisional
Sebuah lukisan Semar membaca buku nampak menempel di sisi Jendela. Lukisan ini dibuat kolaborasi Kodim dan Zaenal dari Desa Ngadiharjo.
Previous
Next

Seperti judulnya, pojok penge-tahu-an mencoba menghadirkan berbagai macam hal terkait industri rumahan tahu yang menjadi ekosistem budaya di salah satu desa di Kawasan Borobudur, yakni desa Tanjungsari. Dalam industri rumahan tahu ini banyak menggunakan peralatan yang berasal dari bambu.

Sesuai dengan judulnya pula, kata 'tahu' memiliki makna lain selain merujuk pada benda atau makanan tahu. Menurut KBBI, kata tahu berarti: mengerti sesudah melihat (menyaksikan, mengalami, dan sebagainya). Sehingga maksud dari Pojok Penge-tahu-an ini tidak hanya mengenalkan seluk beluk industri rumahan tahu saja, tetapi mengingatkan pentingnya untuk selalu mencari pengetahuan.

Sebuah lukisan 'Semar membaca buku' yang dilukis pada tampah tampak menempel di sisi Jendela. Lukisan ini dibuat kolaborasi Kodim dan Zaenal dari Desa Ngadiharjo. Peletakan lukisan di sisi jendela ini dimaknai semar yang dikenal sebagai resi serta guru mengajarkan kepada kita untuk membaca buku sebagai 'jendela pengetahuan'.

Sekilas Serba-serbi Industri Rumahan Tahu di Kawasan Borobudur

Keripik Ampas Kedelai

(Narasi oleh Romdhoni dan Andika Ulinnuha) Narasi Sentra tahu Ibu Sulasih (58 tahun), warga Dusun Nampan, Desa Tanjungsari ini adalah seorang pembuat keripik dari ampas kedelai. Sebagai orangtua tunggal beranak dua, Ibu Sulasih memproduksi keripik ampas tahu ini sebagai salah satu mata pencahariannya. Beliau memanfaatkan bahan baku yang ada dari

Baca Selengkapnya »

Perajin Tahu

(Narasi oleh Salma Salsabila R. dan M. Shodek) Narasi Bu Mulyanah (51 tahun) dan putranya, Mas Apip (25 tahun) terlihat sedang sibuk membuat tahu ketika saya datang ke rumahnya di Dusun Kiyudan, Desa Majaksingi. Saya kemudian menjelaskan maksud dan tujuan datang ke rumah mereka dalam rangka mencari informasi pembuatan tahu.

Baca Selengkapnya »

Pembuat Tahu

(Narasi oleh Wahyu Nur Rahman dan Abdul Kholiq Kurniawan) Narasi Bu Wasiyah adalah salah satu warga yang berprofesi sebagai pembuat tahu. Terdapat 2 jenis tahu yang dibuatnya, yaitu tahu putih dan kuning. Proses pembuatannya diawali dengan merendam kedelai, kemudian kedelai digiling, dicetak, dan dipotong-potong. Lama proses pembuatannya mencapai 3 hari.

Baca Selengkapnya »

Ulasan...

Share