(Oleh Zurdhan Ageng Pamuji dan Khoirul Fai)
Narasi
Makanan ringan yang diberi nama risol atau risoles ini adalah makanan yang sangat familiar dan mudah dijumpai di pasar-pasar. Makanan ini juga dapat dijumpai di rumah Bapak Ndakir, salah satu warga Desa Sambeng dari Dusun Kedungan 2. Bersama anaknya, Sodik, beliau membuka usaha produksi makanan ringan risol. Karyawannya pun adalah tetangga di sekitar rumah dan keluarganya.
Risol yang dibuat Sodik dan ayahnya ada dua varian, yaitu berisi wortel dan berisi buah labu (jipang). Proses pembuatannya pun cukup lama dan memakan banyak waktu. Sodik biasa membawa barang dagangannya ke pasar pada pukul 3 dini hari. Oleh karena itu, persiapan sudah harus dilakukan sejak siang hari, dimulai dari menyiapkan bahan-bahan, kemudian dilanjutkan dengan proses mencetak atau menggulung risol pada malam hari.
Proses penggorengan dilakukan oleh Bapak Ndakir, dimulai dari pukul 12 malam hingga selesai, hingga sekitar pukul 02:30 dini hari. Risol yang di buat pun cukup banyak, yaitu kurang lebih sebanyak 1.500 buah. Menurut penuturan Bapak Ndakir, sebetulnya jumlah tersebut masih kurang apabila mengikuti pesanan pelanggannya. Namun, saat ini Bapak Ndakir dan keluarga tidak dapat memenuhi permintaan pasar karena keterbatasan waktu produksi. Proses pembuatan risol yang memakan waktu lama akan mengurangi waktu istirahat, sehingga Ia dan keluarga hanya membuat risol semampunya saja.
Setelah matang dan semua risol telah dibungkus, pada pukul 03:00 Sodik bersama istrinya membawa dagangannya ke Pasar Muntilan yang berjarak 12 Km. Di sana, Sodik dan istrinnya langsung mengantarkan risol buatannya kepada para pelanggan ya yang menunggunya. Aktivitas ini Ia lakukan setiap pagi.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Ndakir, 57 tahun, Kedungan 2, desa Sambeng