(Narasi oleh Rangga Tsalisul A. dan Loh Sari Larasati)
Narasi
Khas Jawa Tengah
Rumah joglo merupakan bangunan arsitektur tradisional khas Jawa Tengah. Rumah joglo mempunyai kerangka bangunan utama yang terdiri dari soko guru berupa empat tiang utama penyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang berupa susunan balok yang disangga soko guru.
Tiga bagian
Susunan ruangan pada joglo umumnya dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ruangan pertemuan yang disebut pendhapa, ruang tengah atau ruang yang dipakai untuk mengadakan pertunjukan wayang, dan ruang belakang yang disebut dalem atau omah jero sebagai ruang keluarga. Rumah bagi orang jawa merupakan patokan tentramnya suatu keluarga karena apabila sudah mampu memiliki rumah keluarga tersebut sudah merasa tenang dan tidak harus menyewa atau ngindung (numpang).
Latihan Karawitan
Rumah Joglo Nitihardjo merupakan rumah peninggalan Alm. Mbah Nitihardjo. Dulu, rumah ini digunakan sebagai tempat wayangan dan berkumpulnya seluruh warga karena pada saat itu Alm. Mbah Nitihardjo adalah Lurah Desa Wanurejo. Namun saat ini masih digunakan sebagai tempat latihan karawitan, perpustakaan dan juga sebagai tempat penyimpanan gamelan warisan Alm. Mbah Nitihardjo. Gamelan jawa ini memiliki hal mistis. Dahulu, ada sebuah cerita ketika seorang mahasiswa perempuan melangkahi gamelan tersebut dalam keadaan sedang menstruasi. Saat malam tiba, gamelan ini terus berbunyi. Kegiatan latihan karawitan di Rumah Joglo Nitihardjo dilakukan pada hari Selasa dari pukul 14.00-16.00 WIB. Latihan karawitan dimainkan oleh ibu-ibu di Dusun Jowahan.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- P.M Wiyantati, 70 tahun, sesepuh desa, dusun Jowahan desa Wanurejo