(Narasi oleh Wahyu Nur Rahman dan Abdul Kholiq Kurniawan)
Narasi
Salah satu dari bakti terhadap orang yang sudah meninggal salah satunya adalah ziarah ke makam, membersihkan makam, dan mengirim doa-doa atau disebut dengan tahlilan. Tahlilan ini bertujuan untuk orang yang meninggal mendapatkan kebahagiaan atau keselamatan di akhirat. Tahlilan juga merupakan perwujudan bakti anak kepada orang tua, nenek moyang atau sesama muslim yang sudah meninggal.
Tahlilan sendiri merupakan doa-doa yang sudah dirangkum sesuai keyakinan. Muhammad Mufid (55 tahun) adalah salah satu pemimpin tahlilan yang disebut dengan rois. Sebelum tahlilan dimulai, rois mengajak untuk membaca syahadat yang bertujuan untuk mengislamkan kembali. Setelah itu kita meminta ampun atas dosa-dosa yang kita telah lakukan. Selanjutnya rois membacakan semua nama-nama yang akan didoakan, proses ini dinamakan tawasul. Puji-pujian, dikir, kumpulan beberapa ayat suci alquran dibaca yang bertujuan sebagai memuji rasul Muhammad dan Allah SWT agar kita lebih dekat. Rois merasa cukup kemudian membaca doa untuk semua anggota tahlil dan orang yang dikhususkan. Rois percaya dengan urutan dan lafal yang digunakan akan dapat mengabulkan doanya.
Rois di setiap dusun umumnya adalah bapak kaum selaku tokoh agama. Tetapi tidak menutup untuk yang lain bisa menjadi rois, bisa kyai, atau tokoh agama. Muhammad Mufid (55 tahun) yang kami wawancarai tidak hanya sebagai pemimpin tahlil tetapi juga sebagai ujung tombak kegiatan sosial keagamaan. Kaum biasanya mempunyai sebutan lain yaitu modin.
Tahlil dikhususkan untuk acara kematian. Setelah kematian seorang muslim pada malam harinya akan diadakan tahlilan selama 7 hari. Hari ke 3 dan ke 7 sedikit dikhususkan dan biasanya para petahlil hanya diberikan minuman dan snack akan ada makan. Dilanjut dengan 40 hari, 100 hari, naun (satu tahun), 1000 hari dan haul atau tiap tahun. Tahlilan tidak hanya pada kematian. Namun, hampir acara di desa Bumiharjo diawali dengan tahlil, seperti PKK dusun sigug, auman, tirakatan, kumpulan RT, arisan dusun, dll
Gambar
Narasumber
- Muhammad Mufid, 55 tahun, Pelaku budaya, desa Bumiharjo