(Narasi oleh Taufik Hidayat dan Jamil Rochmatulloh)

Narasi

Kehamilan merupakan salah satu tonggak perjalanan hidup yang penting. Bagi pasangan suami istri dan keluarganya, kehamilan juga dianggap sebagai momen istimewa yang di nanti-nantikan. Di Desa Tegalarum tradisi yang dilakukan ketika bayi masih dalam kandungan hingga saat ini antara lain ngapati dan mitoni. Ngapati yaitu tradisi yang dilakukan ketika usia kehamilan 4 bulan, sedangkan mitoni yaitu ketika usia kehamilan 7 bulan. Bapak Mucholil selaku mbah kaum Dusun Susukan, Desa Tegalarum menjelaskan bahwa prosesi ngapati dan mitoni hampir sama antara lain mengundang masyarakat sekitar kurang lebih 10-20 orang untuk rawuh ke rumah keluarga yang sedang mengandung. Doa doa dipanjatkan, lantunan ayat suci Al-Qur’an juga dibacakan. “Di Desa Tegalarum, khususnya Dusun Susukan ketika acara ngapati atau mitoni warga yang hadir membaca surat 7, antara lain surat yasin, surah waqiah, al kahfi, surat tabarok, surat yusuf dan Maryam” jelas Bapak Cholil selaku Mbah Kaum di Dusun Susukan.

Sedikit yang membedakan antara ngapati dan mitoni yaitu pada acara mitoni, keluarga yang punya hajat menyediakan kuali/kendil yang diletakkan di tengah warga yang hadir. Kuali tersebut berisi aneka makanan seperti sego kluban, telur dan jajanan pasar. Setelah berdoa kuali/kendil tersebut isinya dikeluarkan terlebih dahulu kemudian ada salah satu warga yang melemparkan kuali/kendil keatas dan dibiarkan pecah. Simbol memecah kuali atau kendil merupakan simbol agar proses kelahiran sang ibu dimudahkan/pecah ketubannya lebih mudah. Selain prosesi memecah kuali/kendil, disini masih ada tradisi yang unik dan lucu saat acara ngapati atau mitoni. Warga yang hadir dalam acara tersebut ketika pulang dilarang pamit dengan sang pemilik rumah. Jadi ketika acara sudah selesai, pemilik rumah akan bersembunyi. Masyarakat meyakini jika pemilik rumah ikut salam-salaman akan mempersulit proses kelahiran.

 

Gambar

Narasumber

  • Bapak Mucholil, Mbah kaum/tokoh agama, Sesepuh desa, Dusun Susukan Desa Tegalarum

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *