(Narasi oleh Muhammad Ja’far Qoir dan Miftakhul Fauzi)

Narasi

Ada yang bilang masa kecil adalah masa yang paling indah, bermain bersama teman tanpa memiliki beban pikiran hingga lupa waktu, bermain bola dengan peluit berhentinya adalah adzan magrib, berenang di sungai kemudian dicari emak dengan sebatang kayu keringnya, berimajinasi di kebun atau sawah seperti di istana, bermain layangan di tengah panas matahari dan hembusan angin seperti di tengah dunia, hingga mencuri buah di pohon tetangga sampai takut turun karena ditunggu yang punya, itu merupakan secuil dari begitu banyak kenangan indah kita alami di masa kecil.

Kitiran, Kuda-kudaan

Berdasarkan penuturan Bapak Muni (50 tahun) dari Dusun Kragilan, hingga kini hal seperti itu masih terjadi di lingkungan Desa Karanganyar, banyak anak kecil masih bersenang senang dengan alam dan imajinasinya, Karena kemampuan berimajinasi itu, maka hal apapun yang ditemukan di desa oleh anak anak bisa dimanfaatkan menjadi bahan bermain, seperti daun ketela bisa menjadi kitiran (kincir layaknya helikopter), bermain perang perangan dengan pelepah pisang sebagai senjatanya, bermain kuda kudaan dimana kudanya dibuat dari pelepah pisang, berburu binatang (ayam tetangga) dengan senjata dari bambu dan pelurunya kertas (Sontokan).

Gobag sodor

Ada juga bermain secara kelompok seperti dolanan gobak sodor.  Gobak Sodor bukan hanya permainan yang menarik dan menyenangkan saja, namun gobak sodor mengandung nilai pembelajaran untuk anak. Mengasah otak anak, membuat anak bisa bekerjasama, berfikir dan bertekad kuat untuk tugas dalam kewajiban permainan. Ada juga betengan, menjaga benteng pertahanan dari kedatangan lawan. Mengandung makna bahwa dalam keluarga kita harus saling menjaga dan mempertahankan kekokohan keluarga.

Bentikan, Engkleng

Kemudian ada bentikan, permainan yang mengasah kemampuan anak, permainan ini menggunakan 2 batang bambu yang 1 panjang dan yang 1 kecil, dibuat lubang ditanah. Dan menggunakan bambu (pendek)  untuk dipukul dengan bambu panjang sejauh mungkin,setelah itu dilempar ke lubang tanah. Ada juga engkleng, menggaris tanah lapang dan secuil kriwing (pecahan genteng) atau pecahan gerabah, kemudian meloncat loncat sesuai kotak, bermanfaat untuk mengasah keseimbangan anak dan kekuatan tubuh. Kemudian ada alat permainan dari gerabah, yakni gerabah berbentuk burung dan bisa mengeluarkan suara burung saat ditiup, ada juga alat music dari gerabah berupa seperti gendang, dan biasa dimainkan bersama sama sambil bernyanyi.

Layangan, Ceplekan

Layangan, memanfaatkan begitu banyak bambu yang ada di Desa Karanganyar untuk dijadikan permainan berbagai bentuk untuk di terbangkan dengan angin, biasanya setelah musim panen tembakau anak anak bermain disawah lapang, serunya apabila layangannya  putus, semua anak ikut mengejar sampai tempat turun layangan, semua berebut siapa cepat dia dapat. Dan yang punya harus lapang dada menerima layangnya hilang. Dan masih banyak lagi permainan permainan kecil seperti kelereng, ceplekan, bal balan dan lain lain yang masih lestari di Desa Karanganyar dan dimainkan oleh anak anak hingga dewasa.

 

Gambar

Narasumber

  • Bapak Muni, 50 tahun, dusun Kragilan, desa Karanganyar

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...