(Narasi oleh Taufik Hidayat dan Jamil Rochmatulloh)

Narasi

Dolanan tradisional yang ada di Desa Tegalarum memiliki kisah dan perjalanan yang panjang. Permainan tradisional ini terus diwariskan dari generasi ke generasi hingga kini. Berdasarkan penuturan Bapak Bapak Khotib yang berusia 49 tahun menuturkan ada banyak dolanan tradisional yang berkembang di Desa Tegalarum diantaranya, Sudah Manda, Dam-daman, Cublak Cublak Suweng, Lurahan, Pasaran dan Egrang.

Sudah Manda

Sudah Manda adalah permainan tradisional yang dapat disebut dengan kring-kring brok atau brok-brokan oleh beberapa masyarakat di Desa Tegalarum. Permainan ini dilakukan dengan cara melompati kotak yang sudah digambar diatas tanah. Kotak tersebut berjumlah 10 kotak. Setiap pemain akan melemparkan kreweng atau pecahan genteng yang akan menjadi gacuk. Permainan ini dapat dilakukan oleh laki laki dan perempuan.

Cublak Cublak Suweng

Cublak-cublak Suweng adalah salah satu permainan tradisional yang masih banyak dimainkan oleh perempuan di Desa Tegalarum. Permainan ini masih diturunkan dari generasi ke generasi, sehingga generasi tua dan muda masih banyak yang mengetahui permainan ini. Peraturan permainan ini sangat mudah, satu orang diwajibkan menebak dimana barang yang disembunyikan oleh teman lainnya dengan diiringi nyanyian “Cublak Cublak Suweng”.

Cublak cublak suweng. Suwenge teng gelenter. Mambu ketundhung gudel. Pak empo lera lere. Sopo ngguyu ndelikake. Sir… sirpong ndelikkopong. Sir… sirpong ndelik kopong”

Berdasarkan penuturan Khotib, lirik dari permainan ini seperti saloko. Di dalamnya terdapat sebuah pesan moral yang disampaikan terkait Sang Pencipta.

Dam-daman

Dam-daman adalah salah satu permainan yang hanya dapat dilakukan oleh dua orang pemain. Permainan ini dapat dilakukan oleh perempuan dan laki-laki. Dam daman ini merupakan perDam-daman berasal dari kata kedaman yang artinya keliru atau salah. Permiannan dam-daman bisa melalui media tanah halaman rumah, papan atau kertas yang akan dibentuk pola tertentu. Dan memerlukan 16 butir biji dam untuk setiap pemain. Dam daman dapat dimainkan oleh dua orang yang diawali dengan pingsut atau suit jari. Pemenang akan memulai terlebih dahulu. Orang-orangan akan dimajukan satu langkah. Jika pemain salah langkah, pemain akan berganti orang. Dam-daman ini istilah kata dari bendungan yang membendung serangan musuh. Petak kotak dinamakan medan perang dan dibelakang disebut gunungan untuk perlindungan diri

Egrang bambu

Egrang adalah salah satu dolanan tradisional yang masih sering dimainkan oleh beberapa warga sekitar. Dolanan ini dapat dimainkan semua orang tanpa memandang usia. Cara memainkannya cukup sulit karena dibutuhkan keseimbangan untuk bisa berdiri dan berjalan menggunakan egrang ini. Keseimbangan badan dan posisi tubuh menjadi poin penting dalam permainan ini,

Proses pembuat egrang diawali dengan memilih bambu berukuran sedang, kira-kira sebesar kepalan tangan. Bambu tersebut kemudian diukur dengan panjang 2 meter dan dipotong menggunakan gergaji. Dibutuhkan 2 buah batang bambu untuk membuat sepasang egrang. Potongan 2 batang bambu berjenis pring jowo ini kemudian disisiki atau dihaluskan dengan menghilangkan tunas yang ada di masing-masing ruas. Baru selanjutnya membuat dua lubang yang berjarak sekitar 40 cm dari ujung bawah untuk memasukan kayu sebagai pijakan kaki.

Pasaran

Pasaran adalah permainan yang mayoritas dilakukan oleh anak perempuan. Pasaran ini adalah miniatur dari proses memasak. Umumnya anak-anak memakai tungku, wajan, dan mangkuk mini yang terbuat dari tanah liat. Pasaran ini mengajarkan anak untuk berimajinasi untuk memasak berbagai jenis masakan yang bahannya diambil dari sekitar seperti tanah, daun-daunan, dan berbagai bahan lainnya.

Lurahan

Lurahan ini permainan yang dimainkan tanpa batasan  peserta. Aturan main diawali dengan mengumpulkan lidi yang sudah dipotong satu kilan kemudian dikumpulkan sebanyak setengah genggam tangan seorang anak. Namun ada satu lidi yang paling panjang dari yang lain, berselisih 3-5 cm. Lidi yang paling panjang ini disebut lurah karena memiliki nilai yang paling tinggi. Sebelum memulai permainan, pemain menyiapkan garis kotak yang akan menjadi tempat untuk menjatuhkan lidi. Cara bermainnya yaitu dengan mengambil satu persatu lidi yang sudah dijatuhkan tanpa menggerakkan lidi yang lainnya. Jika sampai menggerakan lidi lain, pemain dianggap gagal. Pemain diharuskan mengambil lidi sebanyak banyaknya. Poin lidi yang paling panjang memiliki nilai 10 sedangkan yang pendek memiliki nilai 1.

Permainan ini diibaratkan sebuah desa yang akan kuat bila bersatu dan akan lemah bila terpecah belah.

 

Gambar

Narasumber

  • Bapak Khotib, 49 tahun, Pemerhati budaya, Desa Tegalarum

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...