Gethuk Kimpul atau Gethuk Talas
(Narasi oleh Jiyomartono dan Nurudin)
Narasi
Ibu Sumiyah (43 tahun) Dusun Srigentan Desa Wringinputih menjelaskan jika talas atau kimpul merupakan salah satu tanaman pangan yang telah dikonsumsi sejak jaman dulu. Kimpul bahkan sudah ada sejak candi Borobudur didirikan, hal ini terbukti banyak relief tentang daun talas yang dipahatkan di dinding Candi Borobudur. Semua bagian dari tanaman talas dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Wringinputih, mulai dari daunya yang kerap dibuat olahan sayur yang dikenal dengan nama buntil, batang pohonnya dapat dijadikan sayur tumis dan umbinya dapat dikonsumsi langsung atau dijadikan olahan kolak dan gethuk. Tanaman talas ini mudah tumbuh di pekarangan rumah atau di kebun bahkan di pinggiran sawah sehingga mudah untuk mendapatkanya. Gethuk talas sendiri memiliki kandungan karbohidrat yang cukup dan kadar gula yang rendah yang cocok untuk penderita diabetes. Cita rasa yang khas gethuk talas bisa disajikan sebagai makanan penutup waktu makan atau dimakan sebagai teman minum teh atau kopi.
Proses pembuatan gethuk kumpul khas Ibu Sumiyah diawali dengan pemilihan bahan utama talas yang diberikan kelapa parut serta garam dan gula. Awalnya ubi talas dengan kualitas yang bagus dipilih, dikupas kulitnya dan dicuci hingga bersih. Setelah itu gethuk dikukus bersama kelapa parut dan diberikan garam hingga matang dengan perkiraan waktu 30 menit. Setelah matang, Gethuk dipindahkan ke lumpang untuk ditumbuk. Tambahkan gula sesuai selera sambil ditumbuk hingga halus. Pindahkan ke wadah seperti lengser atau eblek kemudian ditekan dengan centong supaya rata. Selanjutnya gethuk diiris kecil kecil untuk disajikan.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Ibu Sumiyah, 43 tahun, Dusun Srigentan Desa Wringinputih