Narasi

Suami istri

Kerajinan ukir bambu yang ada di Desa Kembanglimus hanya dilakukan oleh tiga orang saja, salah satunya oleh Bapak Mujiyono. Pembuatan kerajinan ukir bambu ini dilakukan oleh Bapak Mujiyono dengan memotong bambu dan mengukir, serta istrinya (Ibu Royati)  yang membelah dan merangkainya menjadi sejenis Kerai bambu bergambar. Penjualan kerajinan bambu ini dilakukan di tempat wisata Candi Borobudur dan ada juga yang diambil oleh orang lain untuk dijual keliling.

Kerai Motif

Motif dari ukiran bambu yang dibuat oleh Bapak Mujiyono adalah gambar Candi Borobudur kaligrafi Arab, motif burung merah dan motif garis-garis serta bunga-bunga yang dipakai untuk pigura foto, pigura sertifikat, dan lain sebagainya. Bahan dasar dari ukiran bambu ini adalah bambu Gombong yang banyak ditemukan di wilayah tersebut. Cara pembuatannya, bambu dipotong dan dihilangkan rosnya dengan dijemur. Setelah bambu tersebut layu, kemudian dicat hitam lalu diukir dan diseset sebagian sehingga muncul gambar atau bentuk dari ukiran tersebut. Kemudian, bambu dibelah dan dirangkai lagi menjadi kerai atau galar kotak yang dibingkai menggunakan bambu lalu dipaku hingga kuat untuk merangkai kerai menggunakan benang nilon yang dicat dengan warna transparan dan siap untuk dijual.

Bambu Gombong

Pada pagi hari yang sedikit mendung ini, saya dan Pak Wasis pergi ke salah satu perajin bambu ukir di Dusun Gombong. Sejak menginjakan kaki di rumah Bapak Mujiyono, kami teralihkan dengan kerajianan bambu ukir yang tergeletak di sudut ruang. Tidak banyak memang, tetapi kerajinan ukir bambunya sangat jelas detailnya. Kami disambut baik oleh Bapak Mujiyono dan istrinya. Kami diperlihatkan bagaimana proses mengukir kulit bambu yang diawali dengan memilih bambu berjenis gombong yang masih banyak terdapat disekitar rumah Pak Mujiyono. Beliau menunjukan bambu berjenis Gombong yang tepat terletak di depan rumahnya. Bapak Mujiyono bercerita bahwa selama pandemi ini pemasukan dari hasil kerajinannya menurun karena candi borobudur yang ia gunakan untuk menjual kerajianan ukirnya ditutup sementara. Terhitung sudah dua tahun ia menjadikan kerajinan ukir bambu ini sebagai usaha sampingan. Hasil ukiran bambunya berupa kalimat ukiran kaligrafi berbahasa arab, celengan motif Candi Borobudur,  ukiran pajangan gambar candi borobudur. Selain itu, Bapak Mujiyono juga membuat ukir bambu yang digunakan untuk figura.

Pengepul

Umumnya, ada pengepul yang mengambil hasil ukiran bambu milik Bapak Mujiyono untuk dijual kembali ke Pasar Borobudur. Satu pajangan ukiran bambu ini dihargai Rp 10.000,- (th 2021) saja. Bapak Mujiyono berharap jika nantinya usaha yang digelutinya bisa berkembang lebih pesat jika lokasi wisata dan Candi Borobudur sudah buka.

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Bapak Mujiyono, pengrajin ukir bambu, Dusun Gombong Desa Kembanglimus
  • Ibu Royati, pengrajin ukir bambu, Dusun Gombong Desa Kembanglimus

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...