(Narasi oleh Lukman Fauzi Mudasir dan Diyah Nur Arifah)
Narasi
Gunung Bakal terletak di sebelah barat Candi Borobudur yang berada di atas aliran jalur danau purba yang diyakini masyarakat sekitar sebagai gunung yang menjadi pembuka pemugaran candi tersebut yang kedua. Gunung ini menjadi penting karena di atasnya terdapat makam sesepuh desa yang bernama Mbah Maito dan Nyai Maito yang dipercaya menjadi cikal bakal Dusun Maitan. Konon bagi setiap lurah Desa Borobudur yang akan mencalonkan diri maka akan pergi ke Gunung Bakal dan melakukan ziarah ke makam untuk meminta restu kepada sesepuh desa agar dimudahkan permohonannya.
Ismail atau Mbah Mail adalah juru kunci dari Gunung Bakal dan biasa mengantar bagi siapa saja yang meminta jasanya untuk menyampaikan ke leluhur desa tersebut yang bernama Mbah Maito. Konon Mbah Maito ini merupakan cikal bakal Dusun Maitan yang dipercaya telah mengayomi dusun tersebut. Secara spiritual beliau pernah didatangi dan diceritakan bahwa Mbah Maito merupakan keturuna dari Raja Brawijaya. Makam Mbah Maito dan Nyai maito ditemukan pada tahun 1961, oleh Bapak Sutrisno penduduk yang tinggal di sekitar makam. Dahulunya jalur makam tersebut adalah jalur turun ternak mencari makan dari Gunung Bakal. Beberapa alat dapur dan tembikar seperti kendi, kekep (tutup tembikar), dan lainnya yang banyak ditemukan di sekitar makam. Bapak Sujar juga tinggal di sekitar makam dan merupakan anak Bapak Sutrisno sering mendapatkan wisik atau bisikan dari Mbah Maito yang mengatakan bahwa di Gunung Bakal selain Mbak Maito juga ada Mbah Tanjung dan Nyai tanjung yang merupakan cikal bakal dari Dusun Tanjungan.
Setiap bulan sura penduduk Dusun Maitan selalu mengadakan upacara nyekar (menabur bunga) dan yaroh (ziarah) ke Makam Mbah Maito secara bersama-sama baik dengan anak-anak, orang dewasa, dan orang tua mengadakan doa bersama guna memetri (melestarikan) budaya dan dilakukan sejak maghrib hingga isya yang dipimpin oleh sesepuh dusun, Mbah Kaum.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Bapak Sutrisno, Sesepuh Desa, pemerhati budaya, desa Borobudur
- Mbah Ismail, Sesepuh Desa, pelaku budaya, juru kunci gunung Bakal desa Borobudur