(Narasi oleh Nurul Amin H. dan Wasis)
Narasi
Di pagi hari pukul 07.00, saya berkeliling menggunakan motor dan melihat ada salah satu warga Dusun Wonotigo yaitu Bapak Sarwoto (65 tahun), kebetulan beliau akan ngedusi pitek (mandiin ayam). Bapak Sarwoto sudah ngingu pitek (memelihara ayam) sejak SD hingga sekarang dan memiliki 5 ayam jago dan 1 betina yang dipelihara sejak kecil. Beliau mengatakan jika setiap pagi ayam-ayam tersebut selalu dimandikan. Saya pun langsung ikut melihat bagaimana cara ngedusi pitek. Bapak Sarwoto pun mulai memandikan ayamnya, pertama-tama ayam tersebut dikeluarkan dari kandangnnya, lalu dipegang dengan menggunakan tangan kiri dan tangan kanan memegang spons yang sudah dibasahi dengan air yang ada diember. Langsung saja Bapak Sarwoto mengusap kepala hingga leher ayam dengan spons tersebut, kemudia buka sayap ayam dan usap menggunakan spons juga. Lakukan secara bergantian. Kemudian juga usap paha ayam dengan spons yang sudah basah dengan air. Lalu basahi brutu  atau silet (anus ayam) menggunakan spons yang sudah dibasahi air. Usap dada ayam dengan spons yang sudah dibasahi air hingga ekornya. Basahi juga bagian punggung ayam hingga basah.
Dijemur
Setelah semuanya selesai, ayam nya pun dijemur hingga bulunya mongering kurang lebih satu jam atau satu jam setengah. Karen jika tidak dijemur, ayam tersebut rentan akan penyakit. Setelah kering, ayamnya pun dimasukkan kembali kedalam kandang. Bapak Sarwoto memelihara ayam bukan untuk dijual kembali melainkan hanya untuk senang-senang saja dan mengisi waktu kosong.
Gambar
Narasumber
- Bapak Sarwoto, 65 tahun, Dusun Wonotigo Desa Kembanglimus