(Narasi oleh Andi Ahmad dan Zuhan Andri D. A.)

Narasi

Musim panen

Musim tembakau adalah masa panen raya bagi masyarakat Desa Tuksongo, sebab mayoritas masyarakatnya adalah petani tembakau. Meski panen selama 1 kali dalam 1 tahun, namun masa berjalan selama satu sampai tiga bulan. Pemetikannya sendiri dilakukan 3 sampai 4 kali sampai daun tembakaunya habis. Pada musim panen, masyarakat beraktifitas 24 jam untuk mengolah tembakau.

Aktivitas pagi

Dipagi hari, petani memetik daun tembakau yang paling tua dari bawah ke atas. Kemudian diunting sebongkok (porsi kemasan tembakau). Aktifitas itu dilakukan pagi sampai siang hari. Setelah selasai memetik dan diunting, tembakau kemudian ditata diKANDI dan digulung dijadikan satu.(Kandi adalah media berbahan dari plastik atau karung sisa gula pasir yang dibentuk seperti tikar). Setelah sampai rumah, gulungannya dilepas, ditata dan ditimbun dibrak. Brak adalah tempat menimbun tembakau yang sudah dipanen dari Ladang. Terbuat dari bambu yang disusun seperti amben/dipan secara bertingkat di rumah para petani tembakau.

Gudang & Ngabul

Biasanya, daun tembakau yang sudah dipanen akan dibawa ke gudang pada malam hari untuk difermentasi atau didiamkan selama 5-7 hari. Saat sampai Gudang, ada aktifitas yang unik bernama Ngabul. Ngabul adalah proses memindahkan untingan daun tembakau dari muata Colt atau Truk untuk diletakkan di Brak. Keunikannya adalah, banyak masyarakat yang berbondong-bondong dari orang tua hingga anak-anak untuk ikut Ngabuli karena akan mendapatkan upah. Bahkan anak-anak rela ngabul sampai pagi dan melewatkan sekolah hanya untuk ikut ngabul karena mendapatkan upah. Aktifitas ini sudah menjadi tradisi sejak jaman dahulu di Desa Tuksongo.

Milehi, Ngarjang & Ngawut

5 – 7 hari setelah ditimbun, milehi (nyortir) daun tembakau antara yang masih bagus dengan yang sudah busuk. Kemudian dirajang atau diiris tipis-tipis atau sesuai pesanan. Dulu masyarakat ngrajang (biasanya dilakukan laki-laki) mbako secara manual dengan alat yang bernama Gobang, namun sekarang sudah memiliki alat khusus yang dapat mempercepat perajangan daun tembakau. Setelah selesai dirajang, daun tembakau kemudian diawut (biasanya doilakukan laki-laki) dengan campuran khusus yang dimiliki para petani sehingga menghasilkan aroma khas tembakau asli Tuksongo.

Ngeler di Rigen

Kemudian daun tembaku diler diRIGEN. Diler atau Ngeler adalah aktifitas menata tembakau sebelum dijemur, disusun tipis dan menyesuaikan bentuk rigen. Rigen sendiri adalah sebuah media yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk persegi panjang untuk menjemur daun tembakau yang sudah diRAJANG. Aktifitas Ngrajang hingga Ngeler (biasanya dilakukan perempuan) dilakukan malam hingga pagi hari pukul 4 atau 5 pagi.

Njereng

Setelah selesai ngeler, daun tembakau yang sudah tersusun di rigen langsung di bawa ke tanah lapang yang panas untuk di Jereng (dijemur). Kira-kira sampai pero (setengah kering), daun tembakau dibalik (malik), yaitu diganti menjemur daun tembakau di sisi bawah yang belum terkena sinar matahari. Biasanya dilakukan jam 11 sampai 13 siang. Aktifitas Njereng ini dilakukan selama 2 hari. Jika cuaca kurang terik atau hujan berhari-hari, petani biasanya menggarang. Menggarang adalah memanasi daun tembakau dengan cara dipanggang menggunakan bara api. Aktifitas ini menjadi alternatif yang paling baik jika cuaca benar-benar tidak mendukung untuk penjemuran daun tembakau, dan membuat petani harus mengeluarkan biaya lebih untuk masa panen.

Ngeyem

Ngeyem adalah aktifitas yang dilakukan petani setelah tembakau cukup kering, bertujuan agar daunnya tidak mengeras atau lembek. Aktifitas ini dilakukan setelah penjemuran selesai, saat cuaca mulai menjelang malam, atau dingin. Petani biasanya menunggu dan memegang satu persatu daun tembakau tersebut untuk mengetahui kondisinya lembek atau belum. Selesai ngeyem, daun tembakau dibawa pulang ke rumah untuk diletakkan di KANDI lagi kemudian digulung atau dikemas. Sekarang, tembakau sudah bisa dikonsumsi atau dijual. Daun tembakau namanya sudah menjadi tembakau jika sudah melalui semua proses tersebut.

1 sd 3 bulan

Aktifitas ini dilakukan terus menerus sampai tembakau habis. Proses dari memetik sampai mengemas berlangsung selama satu sampai tiga bulan.

 

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Petani tembakau desa Tuksongo

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...