(Narasi oleh: Andy Anssah dan Vinanda Febriani)

Narasi

Berpuasa di bulan Ramadhan merupakan kewajiban bagi setiap individu muslim, dan mayoritas warga Dusun Kurahan merupakan pemeluk agama Islam. Zaman dulu sebelum marak penggunaan toa (pengeras suara), informasi mengenai waktu atau hari pertama bulan suci Ramadhan disampaikan melalui perantara tiduran, yakni penabuhan jidor atau bedug di masjid saban siang hingga sore hari. Sayangnya, tradisi ini sekarang sudah tak lagi digunakan, sebab masyarakat di tiap rumah sudah punya televisi untuk mendapat informasi bulan Ramadhan.

Tiduran

Selain tiduran, masyarakat juga melaksanakan tradisi padusan dalam menyambut bulan suci Ramadhan. “Padusan sebetulnya ada, istilahnya mandi keramas sebelum melaksanakan puasa Ramadhan. Karena orang yang mandi keramas pada bulan puasa setelah matahari tergelincir atau zuhur adalah makruh hukumnya. Maka sebelum puasa mengadakan padusan supaya menghilangkan kotoran hadas sebelumnya. Hukumnya mubah, dilakukan boleh, tidak (dilakukan) juga tidak apa-apa. Biasannya, masyarakat melakukan padusan di rumah masing-masing”, jelas  Pak Huri.

Pada saat memasuki bulan puasa, kata Pak Huri, karena di Dusun Kurahan mayoritas muslim maka tradisinya adalah puasa karena merupakan ibadah wajib bagi setiap muslim. Selain itu, juga ada buka bersama yang diselenggarakan di masjid. “Makanannya digilir dari masyarakat per-KK. Pada saat buka bersama juga diadakan kuliah tujuh menit (kultum) atau ceramah dengan narsum dari warga dusun,” jelasnya.

Pitulasan

Ada juga tadarus Al-Qur’an dan tarawih di masjid dan musala. Setiap tanggal 17 Ramadhan, dilaksanakan pitulasan, yakni kegiatan mujahadah di masjid untuk memperingati malam Nuzulul Qur’an atau turunnya Al-Qur’an. Kemudian, pada tanggal 21 diadakan selikuran dan pitulikuran pada malam 27. Tanggal 21 dan 27 dipilih karena Nabi Muhammad SAW. dalam haditsnya bersabda bhwa pada malam itu umat Islam mengejar malam lailatul qadar yang jatuh pada tanggal ganjil setelah tanggal 20 Ramadhan, yang berarti tanggal 21. “Sedangkan tanggal 27 adalah sebagai pungkasan bulan Ramadhan. Sebab, biasanya bulan puasa itu sekitar 29 hingga 30 hari, maka kita ambil tanggal 27 sebagai pungkasannya,” tambah Dia.

 

Gambar

Narasumber

  • Bapak Ashuri,

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *