(Narasi oleh Arif Sutoyo dan Nur Kholiq)

Narasi

Sebutan nggon wong santri  begitu erat melekat kepada warga Dusun Parakan pada masa lalu dari masyarakat sekitar Desa Ngargogondo. Para leluhur dusun sangat berperan besar dalam kemajuan kehidupan berbudaya Islam pada masa lalu.

Budaya Islam

Salah satu warisan budaya kejayaan Islam Dusun Parakan adalah Pengajian Selapanan. Pengajian ini menjadi cikal bakal pengajian selapanan di seluruh dusun di Desa Ngargogondo dan sekitarnya. Disebut Pengajian Selapanan, karena pengajian ini diselenggarakan setiap selapan dina (35 hari) sekali. Pengajian Selapanan Minggu Pon Dusun Parakan terlacak sudah ada sejak awal keberadaan Masjid Darul Huda yang merupakan masjid pertama di Desa Ngargogondo. Sejak awal keberadaannya, pengajian selapanan menjadi media dakwah Islam sekaligus menjadi penguat gotong royong dan kerukunan warga.

Dalam perkembangannya, pengajian selapanan kemudian terselanggara di dusun-dusun sekitar Ngargogondo atas jasa besar dari Alm. Bapak Kiai Nurhadi dari Dusun Kujon.

Kiai dari luar

Bapak Achyadi sebagai tokoh Agama Islam di Dusun Parakan saat ini, menceritakan bahwa  pengajian selapanan Ahad (Minggu) Pon di Dusun Parakan sudah terselenggara sejak zaman dulu. Dalam ingatan beliau, dalam satu majelis pengajian, Kiai yang mengisi acara tidak hanya satu seperti sekarang, tetapi banyak Kiai sepuh yang datang dari berbagai penjuru di Borobudur. Para Kiai tersebut mengisi acara secara bergantian, sehingga acaranya lebih lama dan khidmat. Bahkan, ada juga Kiai yang datang dari Muntilan, tepatnya dari Desa Menayu, Adikarto.

Pernah berhenti

Sebagaimana Mujahadah yang pernah terhenti, sekitar tahun 1970-an akhir, pengajian selapanan Minggu Pon Dusun Parakan juga pernah mati suri untuk beberapa waktu. Kemudian, sekitar tahun 1980-an awal, atas desakan para kaum Ibu, Pak Achyadi sebagai tokoh muda saat itu diminta dan disemangati untuk menghidupkan dan menggiatkan kembali pengajian selapanan.

Menurut Bapak Achyadi, kegiatannya tidak serta merta hidup kembali seperti yang sebelumnya. Salah satu contohnya adalah pada saat terjadi perubahan hari kegiatan pengajian dari Minggu Pon ke Jum’at Pahing, meskipun perubahan tersebut hanya berlangsung beberapa tahun saja. Lambat laun, dengan dukungan dan pengelolaan oleh masyarakat, pengajian selapanan kembali lagi ke hari Minggu Pon hingga kini.

Rangkaian acara

Rangkaian acara dalam pengajian selapanan cukup banyak. Tidak hanya Tausiyah oleh para Kiai yang diundang, tetapi juga diisi dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an, pembacaan Kalimah Thayyibah (Tahlil) oleh Bapak Modin,  serta sambutan dari wakil tuan rumah yang selain berisi ucapan selamat datang dan terimakasih atas kedatangan jamaah, juga berisi informasi-informasi tentang perkembangan desa.

Longsongan

Selain itu, ada juga pembagian makanan ringan atau yang dulunya lebih dikenal dengan sebutan longsongan hasil dari urunan warga. Tidak seperti sekarang yang lebih banyak membeli di pasar, pada zaman dahulu makanan ringan yang dibagikan lebih banyak dihasilkan oleh tangan terampil dari ibu-ibu dusun. Bahan bakunya pun berasal dari hasil ladang atau kebun pekarangan rumah.

Tempelan

Dalam peringatan hari-hari besar Islam seperti Maulidan, makanan yang disajikan tidak hanya makanan ringan saja, namun juga hidangan nasi beserta lauk pauknya. Dahulu, hidangan nasi itu dibungkus dengan daun pisang dengan cara di-tempel sehingga lebih dikenal disebut dengan tempelan. Secara lebih jelas, nasi dibungkus dengan daun dengan cara membujur, kemudian lembar daun pisang diletakkan di telapak tangan kiri, lalu tengahnya diisi nasi dengan lauk kering atau tanpa kuah. Bagian atas nasi lalu ditutup dengan lembaran daun, setelah itu dua pojok lembaran daun bawah (tempat nasi) dan penutup dilipat menjadi bentuk segitiga lantas ditusuk dengan lidi.

Demikian cerita pengajian selapanan sebagai salah satu kebudayaan spiritual Islam di Desa Ngargogondo. Semoga senantiasa lestari.

Jadwal

Berikut merupakan jadwal pengajian selapanan di Desa Ngargogondo.

  • Parakan: Ahad Pon
  • Kuncen: Ahad Legi
  • Ngargosari: Ahad wage
  • Kujon: Ahad Pahing
  • Malangan: Jum’at pahing
  • Wagean: Jum’at kliwon

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Bapak Achyadi, 61 tahun, Dusun Parakan Desa Ngargogondo

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...