ALAT ALAT PROSES PEMBUATAN GERABAH
(Narasi oleh Muhammad Ja’far Qoir dan Miftakhul Fauzi)
Narasi
Babasan
Dalam proses pembuatan gerabah pastilah memerlukan air untuk membentuk gerabah agar lebih mudah. Tempat air ini disebut babasan. Air babasan adalah air biasa yang diletakan di samping perbot atau di samping pembuat gerabah yang mudah dicapai dengan tangan pengrajin. Air ini biasanya digunakan untuk menghaluskan gerabah dan membentuk gerabah. air babasan ini biasanya ditaruh di ember kecil atau tong kecil. Ciri khas air ini adalah berwarna coklat karena tercampur dengan tanah liat yang digunakan untuk membuat gerabah. air babasan juga digunakan untuk mencuci tangan sebelum nantinya cuci tangan diulangi dengan menggunakan air yang mengalir. Di babasan ini biasanya ada beberapa peralatan yang melengkapi, seperti dalim, secang, kerik dan sebagainya.
Cungkah
Cungkah merupakan alat untuk mengambil gerabah setelah pembakaran. Cungkah terbuat dari bambu yang atasnya dibentuk sesuai dengan bentuk bentuk gerabah. Ada cungkah yang atasnya dengan lancip diberi besi dan ada juga cungkah yang dibentuk sesuai bambu. Fungsinya untuk mengambil gerabah dari pembakaran agar tidak panas.
Dalim
Dalim adalah lipatan kain yang dibasahi dan digunakan untuk menghaluskan gerabah. dalim biasanya diletakan didalam babasan. Dalim ini bisa dibuat dengan kain kain bekas, tetapi kebanyakan dalim ini dibuat dengan sisa kain jarik karena lebih halus dan tidak banyak berserat. Apabila salah dalam memilih kain dalim bisa menimbulkan rusak pada gerabah yang sedang dibuat. Karena serat yang masuk pada tanah membuat gerabah yang dibentuk hancur. Cara menggunakan dalim ini dengan melipat kain sesuai dengan ukuran telapak tangan yang bisa dipegang dengan antara jari tengah dan jari telunjuk. Kemudian dalim dibasahi atau dimasukan ke dalam babasan dan agak ditiriskan dengan mengusap pada setiap ujung babasan. Selanjutnya dalim diletakan pada gerabah yang akan dibentuk dan diputar dengan perbot kemudian tangan menyesuaikan dengan bentuk apa yang akan dibuat.
Damen
Damen adalah sisa dari pohon padi yang sudah menguning. Atau mungkin diluar sana disebut juga dengan jerami. Damen ini juga menjadi salah satu bahan untuk proses pembakaran gerabah. Damen ini untuk menutupi permukaan atas dari gerabah yang akan dibakar. Jika diluar sana damen biasanya hanya dibakar begitu saja karena menganggap hal itu adalah sampah. Tapi tidak di dusun klipoh dimana damen ini menjadi hal yang sangat berguna untuk proses pembakaran gerabah. Damen ini nantinya juga akan melebur menjadi abu atau disebut juga dengan lumbo. Kenapa menggunakan damen bukan daun yang lain karena disekitar daerah Karanganyar damen lebih banyak dijumpai dan dicari jadi sangat dimanfaatkan untuk menjadi bahan pembakaran.
Debog
Debog atau pelepah pohon pisang memang memiliki banyak manfaat. Salah satunya adalah sebagai pelindung pagar pembakaran untuk gerabah. Hal itu berfungsi untuk mengantisipasi terjadi perembetan pembakaran gerabah. Debog juga masih banyak dijumpai di Karanganyar khususnya dusun klipoh. Mengapa menggunakan debog karena debog salah satu bahan yang tidak mudah terbakar dan biasanya teksturnya sedikit basah jadi sangat bagus digunakan untuk melindungi pagar di kampung tempat pembakaran gerabah.
Entik
Salah satu alat yang digunakan sebagai pembawa barang barang atau gerabah kecil adalah entik. Entik hampir mirip seperti tenggok tapi entik biasanya lebih kecil. Di dusun klipoh sendiri khususnya entik digunakan sebagai pembawa gerabah dan pembawa lumbo setelah pembakaran atau sebelum pembakaran gerabah. Biasanya entik ini para pengrajin membuat sendiri menggunakan bambu yang dianyam. Hampir setiap pengrajin memiliki entik ini. dan untuk saat ini masih banyak juga yang menggunakan entik tetapi juga ada yang menggunakan ember untuk membawanya.
Kampung
Tempat untuk pembakaran gerabah di klipoh namanya adalah kampung. Salah satu tempat yang sederhana hanya diberi pagar dan genteng tidak ada tembok yang berfungsi sebagai tempat pembakaran gerabah. Sebelum gerabah ditata dikampung untuk dibakar sebelumnya gerabah sudah dipanaskan terlebih dahulu yang dinamai dengan kirab. Atau proses pembakaran pertama agar gerabah tidak kaget dengan keadaan kampung yang nantinya akan lebih panas. Biasanya kampung juga agak sedikit jauh dari rumah rumah untuk menghindari perembeten kebakaran.
Kerik
Kerik adalah bagian dari penghalusan pembuatan gerabah. proses kerik ini menggunakan besi tipis yang dibentuk seperti gelang. Fungsi dari kerik ini adalah untuk mengupas bagian tanah yang masih tebal. Dan juga gerabah yang nantinya akan diberi cotot atau pegangan, atau kaki pada bagian bawahnya, Biasanya sisa dari tanah kerik ini tidak dibuang, tetapi sisa tanah ini nantinya akan dijadikan satu kembali dan diinjak-injak menjadi tanah liat yang bagus lagi. Yang kemudian nanti akan digunakan juga untuk membuat produk gerabah yang lain. Jenis tanah masih sama tidak berubah. Cara ngeriki ini cukup mudah, hanya tinggal mengupas-ngupas bagian gerabah yang akan diberi cotot atau kaki. Kemudian jika sudah dihaluskan dengan kain yang basah dan ambil lagi tanah secuil sesuai dengan kecukupan yang akan kita gunakan untuk membuat cotot. Jika sudah bentuk cotot sesuai keinginan dan pada bagian akhir dihaluskan dengan tangan yang dibasahi air.
Ilir / Kipas
kipas besar di dusun klipoh bernama ilir. Ilir ini adalah salah satu alat untuk mengipas api ketika pembakaran gerabah. Ilir dibuat dari anyaman bambu dan diberi pegangan bambu atau kayu. Biasanya ilir dibuat sendiri atau pesan terlebih dahulu di warga klipoh. Ilir menjadi icon yang khas yang tidak banyak dijumpai di tempat lain. Cara menggunaknnya pun sama dengan menggunakan kipas biasa hanya dikepakkan tetapi bukan untuk mengipasi orang atau apapun tetapi untuk mengipasi gerabah yang akan dibakar pada proses pertama.
Larahan
Larah atau tengklarah artinya dalam bahasa jawa adalah berserakan. Larahan adalah dedaunan yang berserakan tidak lagi digunakan. Tetapi di dusun klipoh khususnya larahan masih sangat bermanfaat digunakan untuk pembakaran gerabah. Selain damen tadi larahan juga menjadi salah satu bahan pembakaran. Larahan masih sangat gampang dijumpai di kebun kebun bambu khususnya. Biasanya para pengrajin mengambil dedaunan bambu yang sudah berserakan dibawah. Sebelum digunakan untuk membakar gerabah larahan terlebih dahulu dijemur dibawah sinar matahari untuk memastikan bahwa daun daun benar benar kering dan mudah untuk dibakar. Sebelum mengambil larahan yang ada dibawah pastinya kita sebagai yang meminta sudah ijin terlebih dahulu kepada pemilik tanah atau kebun yang bersangkutan.
Lumbo
Salah satu proses dari pembakaran gerabah memerlukan lumbo. Lumbo semacam seperti abu dari sisa bakaran sebelumnya. Ketika pembakaran berlangsung lumbo akan diperlukan dan akan menghasilkan juga. Fungsi dari lumbo ini adalah untuk menutup semua bagian dari proses pembakaran. Sisa lumbo ini juga nantinya akan digunakan untuk alas dari pembuatan gerabah agar gerabah tidak lengket dengan alat yang digunakan.
Perbot
Pembuatan gerabah bisa menggunakan alat putar maupun alat cetak. Alat putar untuk pembuatan gerabah dinamakan perbot. Perbot ini ada yang terbuat dari kayu dan ada juga yang terbuat dari semen. Perbot yang terbuat dari kayu berbentuk bulat dan tidak memiliki kaki sedangkan perbot yang terbuat dari semen memiliki kaki. Biasanya penggunaan perbot dari kayu ini digunakan dengan cara duduk di kursi yang pendek sedangkan perbot dari semen menggunakan kursi yang sedikit tinggi karena perbot memiliki kaki yang tinggi.
Perbot kayu sekarang sudah jarang ditemui karena mayoritas pengrajin gerabah sudah menggunakan perbot yang terbuat dari semen. Walaupun masih ada beberapa pengrajin khususnya pengrajin yang sudah sepuh masih menggunakan perbot yang kayu. Dan juga perbot dari semen memiliki putaran yang cepat. Cara menggunakan perbot cukup mudah hanya diputar dengan dorongan tangan dan gerabah dibentuk sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Batan/ Pikulan
Sebelum jaman semakin berkembang sampai saat ini peralatan dan teknologi jaman dahulu masih sangat sederhana. Tetapi masih banyak juga peralatan jaman dahulu yang masih sering digunakan sampai saat ini. Batan atau pikulan adalah salah satu media yang digunakan untuk membawa gerabah atau memikul gerabah selain teyol dan kerombong. Jika teyol dan kerombong digunakan dengan cara didorong dan atau Pikulan ini terbuat dari kayu yang diikat menjadi satu dan disambung dengan kayu yang panjang sebagai pemikul. Batan ini biasanya digunakan untuk memikul hasil dari pembuatan gerabah untuk nantinya dijual ke pasar atau disetor ke pengepul. Berat yang dipikul dengan Batan atau pikulan ini bisa mencapai 15-20Kg.
Secang
Secang adalah satu alat dalam pembuatan gerabah yang fungsinya untuk menghaluskan dan juga memperlebar gerabah yang dibuat. Secang ini terbuat dari batok kelapa yang sudah dihilangkan seratnya dan dihaluskan. Jika tidak ada batok kelapa bisa dibuat dari pecahan piring yang memiliki ujung yang halus. Biasanya secang ini digunakan pada saat membuat blengker, kwali, dan banyak lagi lainnya. Cara menggunakannya, tempelkan secang pada gerabah yang dibuat kemudian tangan harus ada sedikit tarikan keluar agar gerabah dapat melebar dan berbentuk sesuai dengan keinginan kita.
Serat
Bagian proses dari pembuatan pembentukan gerabah menggunakan perbot adalah mengambil gerabah tersebut yang menempel dengan perbot. Cara mengambil tanah yang menyatu di perbot tidak serta merta langsung diangkat begitu saja. Tanah dan perbot menjadi satu bagian yang tidak mudah dipisahkan. Bisa saja dipisahkan dengan tangan, akan tetapi akan merusak hasil gerabah yang kita buat. Maka dari itu pada proses ini memerlukan serat. Serat adalah alat yang terbuat dari guntingan benang yang dibagian pojok-pojoknya diberi plastik atau potongan kayu kecil sebagai pegangan. Fungsi dari sorok ini adalah mengambil hasil gerabah yang telah dibuat dari perbot. Serat ini juga tidak terlalu panjang hanya sekitar 30cm saja. Membuat serat ini cukup mudah hanya memerlukan bahan bahan bekas yaitu potongan benang, sisa plastik, potongan kayu kecil. Kemudian hanya tinggal menalikan di setiap ujung benang sisa plastik kecil atau potongan kayu kecil. Kemudian sudah jadilah serat ini.
Sorok
Sorok adalah alat yang digunakan untuk menyatukan larahan yang berserakan atau untuk mengumpulkan damen yang akan digunakan untuk pembakaran. Sorok hampir seperti garpu hanya jika garpu itu lancip kedepan sorok lancip kebawah seperti gigi atas. Sorok ini terbuat dari kayu dan bambu. Para pengrajin juga biasanya membuat sorok ini tidak membeli. Jikapun membeli hanya membeli ke tetangga yang sering membuat. Cara menggunakan sorok cukup mudah hanya dengan didorong kebelakang atau ditarik kedepan sesuai dengan arah kemana yang akan kita tuju. Fungsinya dari sorok ini adalah untuk mempercepat mengumpulkan sisa larahan atau damen yang akan digunakan atau selesai digunakan untuk pembakaran.
Tatap
Tatap adalah kayu berbentuk kotak yang memiliki pegangan tangan. Tatap ini digunakan untuk menepuk-nepuk bagian gerabah yang akan dibuat membulat. Teknik ini dinamakan melambung. Biasanya tatap ini digunakan saat membuat kendil, kwali dan sejenisnya. Karena produk tersebut harus berbentuk membulat. Tatap ini pastinya setiap pengrajin memilikinya. Karena setiap pengrajin minimal bisa membuat kendil dan proses pembuatan kendil memerlukan tatap ini untuk ngelambung. Cara penggunaannya cukup mudah, pegang tatap pada bagian pegangan tangannya biasanya pengrajin menggunakan tangan kanan kemudian tangan kiri untuk membawa gerabah tersebut. Lalu tepuk tepuk tatap pada bagian bawah kendil sampai hasilnya bisa melembung atau membulat.
Tengkrek
Tengkrek adalah sebuah tempat yang terbuat dari potongan-potongan kayu panjang yang disusun seperti rak dan digunakan untuk tempat menyimpan gerabah. tengkrek ini biasanya berada disamping tempat kundi para pengrajin. Gunanya agar pengrajin yang sedang membuat gerabah tidak terlalu jauh harus menjemur ke tempat yang panas. Bisa diangin-anginkan terlebih dahulu di tengrek tersebut. Dan juga tengkrek ini bisa menghemat tempat namun bisa menampung banyak hasil gerabah. tengkrek ini memiliki empat tingkatan atau tiga. Biasanya pengrajin membuat sekitar 10 hasil baru nanti dikeluarkan dan dijemur dibawah sinar matahari secara bersamaan. Tengkrek ini tidak beli namun para pengrajin biasanya membuat sendiri. Karena bahan baku yang tersedia membuat pengrajin tidak terlalu kesulitan untuk membuat. Tetapi saat ini juga sudah jarang dijumpai walaupun tengkrek ini masih ada. Karena saat ini pengrajin sudah memiliki tempat yang luas dan lebih rapi tertata membuat tengkrek ini sudah tidak begitu banyak digunakan pengrajin.
Teyol / Gerobak
Alat untuk mengankut gerabah atau membawa gerabah selain entik tadi adalah teyol. Teyol ini adalah semacam gerobak yang juga diberi roda untuk berjalan. Cara penggunaan teyol sama seperi gerobak bisa di dorong atau di tarik. Biasanya teyol selain digunakan untuk mengangkut gerabah juga digunakan untuk mengangkut tanah liat yang diambil dari tempat pengambilan di sawah ataupun disuatu kebun. Teyol biasanya dibuat sendiri oleh warga klipoh atau pengrajin dari sisa sisa kayu atau bambu dan kemudian juga bisa nantinya diperjualbelikan kepada sesama pengrajin yang ingin memiliki teyol. Tidak banyak juga pengrajin yang memiliki teyol karena biasanya pengrajin memiliki satu untuk bisa digunakan bersama sama dengan yang lain. Untuk menciptakan rasa kebersamaan juga.
Watu Usik
Usik adalah bagian dari salah satu proses dalam pembuatan gerabah. Usik ini adalah tahap menghaluskan gerabah yang sudah setengah kering. Biasanya jenis gerabah yang diusik adalah cowek, wajan dan kwali. Mengusik biasanya warga klipoh menyebut. Mengusik ini menggunakan watu usik atau batu usik. Watu usik ini biasanya mudah dijumpai. Bisa ditemukan disekitar sungai yg mengalir. Watu usik ini biasanya memiliki tekstur yang sama keras namun batunya sangat halus. Dalam mengusik ini biasanya memiliki pola tertentu. Pada cowek biasanya diusik dengan pola segitiga di dalam ataupun diluar. Sedangkan pada wajan atau kwali biasanya hampir sama juga dengan pola segitiga bagian dalam. Mengusik ini dapat menciptakan gerabah agar nantinya lebih halus dan mengkilap.
Watu Malon
Alat yang digunakan untuk proses pembuatan gerabah salah satunya adalah watu malon. Watu malon ini adalah batu yang digunakan untuk memukul bagian dasar tanah liat untuk tanah agar lebih padat. Watu malon memiliki beberapa ukuran. Ada yang kecil, sedang dan besar. Biasanya para pengrajin mengambil watu malon ini di sungai. Watu malon biasanya digunakan dalam proses membuat cowek juga. Biasanya cowek yang sudah setengah kering dianginkan diberi tanah sedikit dan dipukul-pukul dengan watu malon ini agar tanah menjadi padat dan menjadi lebih tebal.
Gambar
Narasumber
- Pengerajin gerabah desa Karanganyar