(Narasi oleh Jiyomartono dan Nurudin)

Narasi

Di Desa Wringinputih, sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani. Baik petani yang bekerja di ladang, maupun petani yang bekerja di persawahan. Karena tersedianya sumber daya alam yang berupa rerumputan dan dedaunan. Sebagian penduduk di Desa Wringinputih juga ada yang memanfaatkan sumber daya alam ini sebagai pakan hewan ternak. Salah satunya yaitu untuk pakan sapi.

Belantik Sapi

Peternakan sapi merupakan hal yang sangat mudah ditemui di Desa Wringinputih. Sapi sapi ini dapat dibeli melalui belantik sapi atau membelinya secara langsung di Pasar Hewan yang terletak di Kota Muntilan, yang berjarak sekitar 20 km dari Desa Wringinputih. Cara lain untuk mendapatkan bibit sapi adalah nggadoh, yaitu permintaan kepada peternak sapi untuk meminta izin memelihara sapi dengan sistem bagi hasil. Bagi hasil ini bisa diwujudkan dengan selisih nilai jual atau pembagian jumlah setelah sapi tersebut beranak pinak. Untuk masyarakat yang bermodal kecil, biasanya mereka membeli sapi yang masih muda yang biasa disebut anak sapi (pedet). Tujuan atau fungsi masyarakat memelihara sapi adalah untuk bekerja. Sapi biasanya digunakan sebagai sarana atau alat membajak sawah ataupun membajak ladang. Sapi juga bisa digunakan untuk menabung. Biasanya, sapi ini akan dijual jika ada kebutuhan, baik mendadak ataupun tidak. Seperti membangun rumah atau merenovasi rumah, untuk biaya pernikahan anak, dan terakhir dapat dijual untuk membeli tanah.

Pupuk Kandang

Tempat untuk memelihara sapi umumnya disebut kandang. Kandang terdiri dari tiga bagian, bagian depan fungsinya sebagai tempat untuk menaruh pakan seperti rumput, jerami, dan pakan-pakan olahan lainnya. Bagian tengah fungsinya sebagai tempat untuk meletakan sapi. Terakhir, bagian belakang digunakan untuk tempat menaruh limbah yang dihasilkan dari kotoran-kotoran sapi, yang bisa dimanfaatkan untuk bahan penyubur tanaman atau pupuk organik yang disebut dengan pupuk kandang.

Merawat sapi

Cara merawat sapi terbilang mudah, dengan cara diberi makan setiap pagi dan sore serta dibersihkan atau dimandikan satu bulan sekali. Kandang sapi dan kotoran sapi juga harus dibersihkan satu bulan sekali. Umumnya kotoran sapi akan ditumpuk dan dikumpulkan di tempat yang jauh dari kandang atau biasa disebut nimpali. Apabila sapi sudah mulai dewasa dan mengalami masa birahi dengan tanda-tanda gembar-gembor tanpa alasan serta alat kelamin sapi mulai membengkak. Ada dua cara untuk mengawinkan sapi. Pertama, perkawinan langsung antara sapi jantan dan sapi betina. Cara kedua melalui dokter hewan dengan cara melakukan kawin suntik. Saat sapi melahirkan, pemilik harus memeriksa dan menunggu hingga bayi sapi keluar. Setelah semua air ketuban dan ari- ari keluar, ari-ari tersebut harus diambil. Jangan sampai dimakan oleh ibunya. Saat sapinya mulai menginjak umur dewasa dan memiliki kekuatan yang berlebih, maka hidung sapi tersebut harus ditusuk menggunakan bambu runcing. Kemudian dari lubang ini diberi tali dari ujung kiri hingga ujung kanan, lalu diikat dileher sapi. Sapi ini lalu diberi tali atau dadung yang diikatkan sehingga sapi ini tidak akan pergi jauh.

 

Gambar

Narasumber

  • Peternak Sapi Desa Wringinputih

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...