(Narasi oleh Rangga Tsalisul A. dan Loh Sari Larasati)

Narasi

Dari Bapak

Mbak Muntowiyah atau paling akrab disapa Mbak Mun merupakan salah satu warga Desa Wanurejo yang memiliki profesi sebagai juru pijat. Beliau telah melakukan profesi ini selama 13 tahun. Awal mula beliau bisa memijat berasal dari merawat orang sakit selama 3 bulan hingga orang tersebut meninggal. Ilmu pijat tidak beliau pelajari tetapi beliau belajar dari teori dan segala macam pijat serta melihat bapaknya yang dahulu berprofesi sebagai juru pijat. Waktu pijat dapat dilakukan di pagi, siang, dan sore hari. Pijat akan libur saat kondisi Mbak Mun sedang kurang baik. sebagian besar pasien pijat berasal dari masyarakat sekitar dusun dan  pengunjung dari luar daerah. Biaya pijat untuk pasien dusun dan luar daerah tidak pernah dipatok harga. Namun, imbalan diberikan dengan sejumlah uang dari hati sang pasien.

Bismillah

Pijat dan urut memiliki perbedaan. Pijat dilakukan dengan cara menekan tanpa minyak untuk mengendorkan urat syaraf sedangkan urut memiliki tahapan  untuk meluruskan urat syaraf dengan dilumuri minyak setelah dipijat.  Teknik memijat dilakukan dengan posisi tangan saling bertemu diantara bagian tubuh yang dipijat. Sebelum memijat, Mbak Mun akan membaca Bismillah atau berdoa.

Minyak Gondopuro

Alat dan bahan yang digunakan dalam pijat urut yaitu uang koin, lotion, minyak kayu putih, dan minyak gondopuro. Perbandingan campuran untuk minyaknya yaitu 30 tetes minyak gondopuro ditambah dengan beberapa tutup minyak kayu putih. Tujuan dicampur kedua minyak untuk mengurangi rasa panas karena efek penggunaan minyak. Proses Pijat biasanya membutuhkan waktu setengah jam. Apabila dengan tambahan kerok dan urut bisa mencapai 2 jam.  Saat ini, pemesanan jasa pijat bisa secara langsung datang ke rumah Mbak Mun ataupun chat via whatsapp.

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Muntowiyah, 49 tahun, dusun Bejen desa Wanurejo

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...