(Narasi oleh Taufik Hidayat dan Jamil Rochmatulloh)

Narasi

Ibu Sutinem alias Ibu Tinuk (50 tahun) adalah seorang tukang Pijat Urut (Dewasa dan Anak-anak) Dusun Susukan, RT 02/RW 02, Desa Tegalarum. “Saya sudah 20 tahun menekuni pijat urut yang memang sudah turun temurun dari keluarga. Pijat urut ini mulai saya tekuni ketika saya dari Jogja pindah ke Kota Magelang, ada tetangga saya yang minta tolong dikerokin sekaligus dipijat, ternyata setelah itu beliau bilang kalau badannya jadi enak dan segar lagi. Berawal dari situ, informasi kian menyebar ke tetangga dan orang-orang sekitar bahkan sampai ke daerah lain. Jadi hal itulah yang membuat saya memutuskan untuk melanjutkan tradisi keluarga ini” jelas Ibu Tinuk.

Bayar seiklasnya

Ketika memulai mijit, tidak ada doa khusus, namun Mbak Tinuk selalu berdoa semoga semuanya selamat, saling tolong menolong melalui pijat urut ini. “Saya tidak pernah mematok harga, jika ada yang mau membayar itu seikhlasnya saja. Tidak meminta untuk membayar sekian ribu atau sebagainya. Jadi saling membantu satu sama lain dan dijalankan dengan ikhlas” imbuhnya. Sebelum memijat, Ibu Tinuk terlebih dahulu menyiapkan minyak sesuai keinginan orang yang diurut, karena biasanya orang jaman sekarang tidak suka dengan bau minyak urut. Namun terkadang kalau ada pasien yang sakit seperti masuk angin biasanya nurut apa saja minyaknya karena badannya bisa menjadi hangat. Minyak yang biasa digunakan seperti minyak GPU, minyak zaitun terkadang juga minyak gandapura. Pernah juga yang minta diurut menggunakan jahe, kencur, dan empon-empon lainnya yang dioleskan ke badan.

Dibacakan Doa

Selain pijet, kadang ada orang yang minta bantuan karena ada sedereke yang sakit. Saya bacakan al-fatihah kedalam gelas yang berisi air putih sebanyak 6 gelas untuk diminum sederek yang sakit, alhamdulillah sembuh. Saya bilang ke pasien saya begini “ini hanya sebisa saya ya, semoga lekas sembuh”. Yang terpenting saya yakin dengan diri sendiri kalau hal itu bisa menyembuhkan, kalau diri saya sudah yakin pasti diberikan hasil yang terbaik. Terkait pelanggan, karena awalnya saya membuka di Magelang Kota sudah banyak pelanggan disana. Kemudian saya pindah ke Borobudur langganan atau pasien saya ada yang dari Majaksingi, Borobudur, Koramil, Peterongan dan masih banyak yang lainnya termasuk daerah sekitar sini. “Alhamdulillahnya dari sekian banyak tukang pijat, pilihan mereka itu ke saya karena katanya sudah dipijat oleh yang lain tidak sembuh” pungkasnya.

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Ibu Sutinem / Ibu Tinuk, 50 tahun, Tukang pijat urut, Dusun Susukan Desa Tegalarum

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...