(Narasi oleh jamilr888 dan aveqaveqjosss)

Narasi

Gula Jawa yang kita konsumsi berbahan dasar nira, cairan manis yang diperoleh dari batang tanaman. Gula jawa yang dibuat di Dusun Susukan, Desa Tegalarum berbahan dasar nira dari pohon kelapa. Nira diambil dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari. Nira yang sudah terkumpul akan langsung dimasak dalam tungku besar selama 3-4 jam. Memasaknya pun masih menggunakan kayu bakar. Air nira dituangkan ke dalam wajan di atas tungku dan mulai di aduk. “Selama proses pengadukan, saya sambil membaca sholawat diniatkan agar mendapatkan hasil yang baik,” ucap Bu Hani.

Dalam pembuatan gula jawa, kondisi cuaca sangat berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan. Ketika musim hujan, proses pembuatan akan bertambah lama karena kadar air yang terlalu tinggi, sedangkan ketika cuaca panas, fermentasi nira akan berjalan lebih cepat, sehingga gula yang dihasilkan berwarna putih seperti tercampur bedak dengan rasa yang sedikit asam, terkadang malah tidak jadi gula karena hasil yang tidak bagus. Untuk memperbaiki kualitas, Beliau menambahkan sedikit gula pasir agar mendapatkan produk sesuai yang diharapkan. Tetapi bila suhu dingin, hasil akan baik tanpa dicampur bahan tambahan, hanya menggunakan air nira murni.

Untuk mengetahui gula yang asli, jika dilihat secara kasat tidak ada efek kristal atau mengilap, dan dari rasa, manisnya tidak langsung hilang dan akan terasa lumer di mulut. Saat proses memasak air nira, ketika mendidih akan berbusa dan tidak kunjung hilang. Solusinya adalah ditambahkan potongan kelapa pada air nira yang mendidih sehingga busa akan langsung hilang dan mendidih sempurna. Setelah memasak kurang lebih 3 jam, air nira sudah menjadi adonan gula dan siap dituang ke cetakan batok kelapa. Setelah kering, gula siap dipasarkan. “Dalam satu hari, karena keterbatasan bahan, saya hanya bisa memproduksi gula jawa sebanyak 1–2 kg. Berbanding terbalik dengan dahulu, saya bisa memproduksi sebanyak kurang lebih 3 kali lipat dari sekarang. Untuk pemasaran, saya jarang menjual di pasar atau toko karena alhamdulillah sudah banyak pelanggan yang langsung datang kerumah untuk memesan dan membeli.”

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Hani Rofiah, 48 tahun, Dusun Susukan Desa Tegalarum

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...