(Narasi oleh Muhammad Ja’far Qoir dan Miftakhul Fauzi)
Narasi
Gerabah di Relief Borobudur
Candi Borobudur menyimpan segala sejarah dan cerita panjang didalamnya, baik kehidupan umat manusia maupun keberagaman budaya. Gerabah adalah salah satu seni budaya danĀ saksi sejarah panjang pembuatan candi Borobudur, dibuktikan dengan salah satu relief candi tepatnya di pagar langkan sisi bawah lorong 1 bidang H dan I, digambarkan beberapa orang beraktivitas dengan menggunakan gerabah, ada cerita yang berkembang di masyarakat, bahwa gerabah digunakan untuk memasak makanan dan menyimpan bahan makanan para pekerja dalam proses pembuatan candi Borobudur, dan gerabahnya sendiri diambil dari hasil pembuatan warga Dusun Klipoh, sedangkan pembuatan candi sendiri sekitar tahunĀ 800 masehi ,maka bisa dipastikan dari cerita yang ada bahwa gerabah di Dusun Klipoh ini sudah ada sebelum candi Borobudur dibangun. Sehingga gerabah menjadi saksi sejarah adalah pernyataan yang bisa dibilang benar.
Penguripan dari Gerabah
Bisa disebut saksi sejarah karena gerabah ini masih banyak dijumpai di Dusun Klipoh, baik kerajinan gerabah atau pengrajin gerabahnya, dari tua hingga muda , dari segala sudut dusunnya, proses membuat gerabah masih menjadi kegiatan utama.
Bahkan industri kerajinan gerabah menjadi salah satu mata pencaharian utama sebagian warga Dusun Klipoh. Dan dikembangkan menjadi industri pariwisata yang mampu meningkatkan ekonomi warga sekitar. Salah satu maestro seni gerabah yang masih terus produktif membuat gerabah hingga saat ini adalah Bapak Supoyo warga Dusun Klipoh Desa Karanganyar yang sekarang berumur 50 tahun, sehari hari beliau membuat gerabah dengan berbagai bentuk unik yang bahkan tidak sembarang orang bisa membuatnya, beliau juga selalu mengajarkan kepada warga terutama anak anak muda penerus pengrajin gerabah agar mampu membuat karya seni gerabah yang bernilai tinggi, dan juga di sela-sela waktunya beliau dengan senang hati selalu menerangkan perihal industri gerabah ke semua tamu yang berkunjung di Dusun Klipoh untuk berwisata.
Karena Bapak Supoyo merupakan maestro gerabah, maka kami menggali cerita lebih dalam dengan mengobrol ditemani berbagai macam bentuk gerabah di sekitar rumah Pak Poyo. Dari mulai awal mula gerabah hingga warga menjadikan gerabah sebagai sumber mata pencaharian utama.
Nyai Kalipah
Bapak Poyo menyampaikan bahwa orang yang pertama kali mengajarkan gerabah adalah Nyai Kalipah, diceritakan dalam sejarah Dusun Klipoh, Nyai Kalipah merupakan seorang janda yang mempunyai gelar tinggi di kedatuan Medang sehingga karena suatu permasalahan di kerajaan membuat nyai kalipah dan pendhereknya berpindah kewilayah Klipoh ini, dari tekstur tanah dan kedekatan sumber air maka beliau dan pendherek mendirikan tempat tinggal disini, Nyai Kalipah sendiri memiliki keahlian membuat gerabah seperti kendil dan gentong, sehingga sangat bermanfaat untuk kebutuhan segala aspek waktu itu, Nyai Kalipah sendiri merupakan nama gelar yang diberikan oleh warga sekitar dimana beliau bertempat tinggal di dekat sungai dusun, Kalipah sendiri terdiri dari 2 kata, yakni kali dan pohe, kali berarti sungai dan pohe berarti tempatnya, sehingga kalipah berarti sungai sebagai tempat tinggalnya. Dimana waktu itu tempat tinggal Nyai Kalipah berada di sekeliling sungai dan sumber mata air.
Era Medang
Karena keahliannya dan menularkan pengetahuan membuat gerabah, kemudian memimpin pendherek dan warga untuk gotong royong membangun perkampungan , hingga membuat beliau sangat dikagumi oleh semua orang. Bahkan sungai tempat beliau tinggal sekarang dinamakan Sungai Klipoh, tidak ada yang tahu nama asli beliau sampai saat ini, karena era Medang sendiri di jawa tengah berkisar 732-929 masehi, dan belum ada yang tau juga Nyai Kalipah ini punya kedudukan apa di kedatuan medang hingga punya pendherek yang mau ikut berpindah tempat.
Pecahan gerabah
Pak Poyo menceritakan bahwa beliau pernah menggali lubang untuk sumur dirumahnya, dan menemukan pecahan gerabah yang masih berbentuk di kedalaman 3 meter, kesaksian ini menguatkan bahwa kerajinan gerabah sudah sangat lama ada di Dusun Klipoh, terpendam di kedalaman 3 meter merupakan proses panjang kondisi alam, sehingga gerabah tercantum di relief candi Borobudur adalah secuil sejarah Dusun Klipoh dimasa lalu.
Kemampuan membuat gerabah ini ditularkan secara turun temurun, hingga saat ini masih banyak yang membuat gerabah dan segala aktivitasnya di Dusun Klipoh. Berkembangnya waktu produk gerabah yang dahulu hanya membuat kendil dan gentong, sekarang mampu membuat berbagai bentuk hingga bernilai sangat tinggi. Warga pun sangat berpegang teguh untuk terus melestarikan gerabah agar sejarahnya yang sangat panjang tidak hilang tergerus zaman dan dapat dikenali oleh anak cucu mereka nanti.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Bapak Supoyo, 50 tahun, pengrajin gerabah, dusun Klipoh desa Karanganyar