(Narasi oleh: Andy Anssah dan Vinanda Febriani)
Narasi
Rumah Joglo atau sering disebut Pendopo ini dahulu dimiliki Kepala Desa atau Lurah terdahulu yang bernama R. Sumodiwiryo yang kini sudah diwariskan kepada anak keturunannya yang berada di Yogyakarta dan Salatiga. Joglo ini dibangun pada masa R. Sumodiwiryo masih menjabat sebagai Lurah/ Kepala Desa Karangrejo yang kurang lebih pada tahun 1930, dan orang – orang menyebut Joglo ini bergaya Joglo Baladewa. Pada awalnya Rumah Joglo ini dijadikan kediaman R. Sumodiwiryo dan juga kantor pemerintahan desa dari masa Penjajahan Belanda, Penjajahan Jepang, dan masa awal Kemerdekaan Republik Indonesia. Tidak hanya itu Rumah Joglo tersebut juga sebagai pertemuan warga seperti kenduri, tempat latihan karawitan dan tari wayang orang, tempat pengumpulan hasil panen padi dan perkebunan, serta pernah di jadikan pembuatan benang dari kapas.
Setelah Beliau tidak menjabat sebagai Lurah/ Kepala Desa pada tahun 1947, Rumah Joglo salah satu fungsi dari kantor Pemerintahan Desa menjadi sebagai kegiatan pribadi dan untuk warga. Pernah dijadikan sebagai pengungsian Arsip Daerah Kota Magelang pada saat Belanda menyerang Ambarawa pada tahun 1997. Tahun 1948 saat Belanda menjalankan Agresi Militer ke – 2, Rumah Joglo tersebut dijadikan sebagai markas TNI melakukan griliya. Dan pernah dikepung Tentara Belanda untuk menangkap anak dari R. Sumodiwiryo yang saat itu menjadi TNI yang bernama Sudarsono, penangkapan itu untuk memberitahu markas TNI namun karena tidak diberi tahu Sudarsono ditembak mati di Sungai.
Pada Tahun 1955 pernah dijadikan sebagai tempat pemilihan umum yang pada saat itu awal pertama Indonesia melakukan pemilu. Selain itu juga dijadikan sebagai tempat Sekolah dan juga menjadi tempat masyarakat latihan wayang orang dan karawitan serta pentas yang dilakukan kurang lebih pada tahun 1957 – 1970..
_____
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Fajar AW, Pengelola Rumah Joglo, Dusun Kretek I, Desa Karangrejo