(Narasi oleh Taufik Hidayat dan Jamil Rochmatulloh)
Narasi
Miftakhul Anwarudin (51 tahun) selaku kepala Dusun Susukan, Desa Tegalarum dan Bapak Toifan (42 tahun) selaku warga Dusun Susukan, RT 01/RW 02, Desa Tegalarum menjelaskan bahwa “Saat ini kan sedang bulan Sapar, setiap tanggal 10 di bulan sapar, masyarakat menyebutnya dengan nama Saparan untuk nguri-nguri kebudayaan nenek moyang terdahulu” jelas Bapak Miftakhul Anwarudin atau yang kerap disapa Pak Mif. Acara Saparan dimulai dari pembukaan, musyawarah Dusun, seperti pembangunan atau kegiatan lainnya. Dalam acara saparan juga dibacakan kalimat toyyibah untuk mengirim cikal bakal Dusun dan ahli kubur yang telah mendahului kita. Hal ini bertujuan agar ahli kubur dapat hidup tentram di alam sana. Setelah pembacaan kalimat toyyibah kemudian penutup sekaligus istirahat. Warga berkumpul untuk menikmati nasi box dan minum yang telah tersedia. Makanan dibawa oleh masing-masing warga seperti nasi rames, kluban, nasi pecel, nasi goreng, sate dan masih banyak lainnya.
Namun, acara saparan saat ini sudah berbeda dengan jaman dahulu. Dahulu saparan diperingati dengan masing-masing warga membawa berkat yang selanjutnya dituang di atas daun pisang untuk dimakan secara bersama oleh warga yang hadir. Setelah makan bersama selesai, semua warga membungkus makanan yang masih sisa untuk dibawa pulang. Tujuan acara saparan yaitu agar masyarakat dapat bersatu dan hidup rukun. Walaupun ada perbedaan namun diharapkan tetap memiliki satu tujuan yang sama untuk menjadikan masyarakat yang maju, hidup tentram damai, gemah ripah loh jinawi.
“Dari saya pribadi, sebagai warga dusun Susukan merasakan senang dengan adanya acara Saparan. Seluruh warga masyarakat Dusun Susukan dapat berkumpul untuk musyawarah hingga mencapai mufakat. Harapan saya, bisa mengulang tradisi terdahulu ketika makan bersama pasca acara, nasi ditaruh di atas daun jati atau pisang, kemudian warga melakukan kepungan. Dengan begitu masyarakat bisa kumpul tanpa membedakan status sosial baik yang miskin maupun kaya menjadi satu dan persaudaraan antar warga terasa lebih rekat” ucap Bapak Toifan selaku salah satu warga yang mengikuti kegiatan saparan.
Gambar
Narasumber
- Miftakhul Anwarudin, 51 tahun, Kepala dusun, Dusun Susukan Desa Tegalarum
- Bapak Toifan, 42 tahun, Pelaku budaya, Dusun Susukan Desa Tegalarum