(Narasi oleh Mustofa dan Zam Zamil Huda)
Narasi
Mbah Noto Diharjo bercerita jika nama Giripurno berasal dari kata Giri yang berarti gunung dan purno yang berarti akhir. Secara bahasa Giripurno berarti ‘Gunung yang terakhir’. Kata terakhir tersebut bukan berarti karena tempatnya yang paling terakhir, akan tetapi berarti sebagai ‘akhir perjalanan/perjuangan’ dari Kyai Kendeng. Kyai Kendeng merupakan abdi dalem Kerajaan Mataram yang telah purna tugas dan diberi wilayah kekuasaan Perbukitan Menoreh dari Kalibawang hingga Giripurno. Wilayah kekuasaan tersebut kemudian disebut juga dengan pegunungan Kendeng. Beliau pun diperkirakan meninggal di sekitar Giripurno, akan tetapi kemudian dimakamkan di wilayah Desa Ngargoretno. Namun hingga saat ini tidak diketahui keberadaanya.
Keberadaan dusun di Desa Giripurno diperkirakan diawali dengan Dusun Miriombo yang saat ini menjadi dusun Miriombo Wetan dan Miriombo Kulon. Kemudian diikuti dengan Dusun Pokoh, Parakan, Gayam dan Jombor. Sedangkan untuk cikal bakal penduduk desa Giripurno dikenal dengan nama Kyai Galih yang dipercaya bermukim di wilayah Miriombo Wetan. Mengenai kapan waktunya Mbah Noto Diharjo masih belum mengetahuinya.
Gambar
Narasumber
- Mbah Noto Diharjo, 76 tahun, Dusun Miriombo Wetan RT 02/RW 06, Desa Giritengah