(Narasi oleh Salma Salsabila R. dan M. Shodek)

Narasi

Slametan nethon merupakan hal yang dilakukan untuk memberikan doa dari orang tua kepada anaknya yang dilakukan setiap nethon (hari kelahiran berdasarkan pasaran Jawa) anaknya. Nethon biasanya akan muncul setiap selapan atau 35 hari sekali. Misalnya lahirnya pada hari selasa kliwon maka waktu nethon adalah setiap selasa kliwon. Di Desa Majaksingi masih banyak yang melakukan tradisi ini, terutama bagi yang memiliki anak. Dalam pelaksanaan slametan nethon biasanya dilakukan dengan mempersiapkan makanan yaitu klubanan dan jenang merah putih serta uang receh.

Menurut Mbak Widiyati (45 tahun), seorang warga Dusun Krajan, dalam melaksanaan slametan nethon tidak ada batasan maksimal umur. Pada dasarnya tujuan dilakukannya slametan nethon untuk meminta keselamatan dan kesehatan jiwa serta raga. Tidak ada maksimal umur orang yang boleh menerima Slametan Nethon. Semua dikembalikan sesuai dengan keputusan keluarga masing-masing. Mbak Widiyati, menjelaskan lagi bahwa slametan nethon dilakukan dengan prosesi awal berdoa di kasur tempat tidur anak yang sedang nethon. Doa tersebut dipanjatkan bersama hidangan dan uang receh tadi. Setelah didoakan hidangan dan uang receh lalu dibagikan kepada tetangga sekitar. Sebagai bentuk membagikan rezeki dan berharap dapat didoakan oleh masyarakat sekitar.

 

Gambar

Narasumber

  • Mbak Widiyati, 45 tahun, Dusun Krajan Desa Majaksingi

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...