(Narasi oleh Beni Purwandaru dan Tatak Sariawan)

Narasi

Tepat di hari Jum’at Kliwon 27 Agustus 2021 kami menyambangi seorang narasumber berikutnya yaitu Ki Sunu Kumaedi kelahiran Magelang 5 Desember 1951, adalah seorang pelaku seni Ketoprak lokalan juga seni Sholawatan Jawa yang berkediaman di Dusun Judahan Desa Candirejo Borobudur. Di kediaman beliau kami berhasil menggali tentang ritual selamatan ala Ki Sunu Kumaedi.

Ritual selamatan ini menurut beliau merupakan tradisi yang diteruskan dari orang-orang dahulu yang turun temurun dilestarikan. Ki Sunu Kumaedi belajar tata cara ritual selamatan ini dari belajar dengan almarhum Kyai Sodikromo turun demang Nglangon, yang jika dirunut merupakan peninggalan Kanjeng Sunan Kalijaga.

Dalam upacara selamatan ini dilengkapi dengan berbagai ubarampe seperti;

  • “Jenang abang putih”, adalah bubur merah dan putih sebagai simbul yang merah melambangkan ibu, dan yang putih melambangkan bapak sebagai permohonan kepada Tuhan agar diberikan keselamatan keluarganya.
  • “Liwet Waras” nasi yang ditaruh ke dalam bejana atau kuali dan diatasnya ditutup dengan daun pisang biji (Pisang Kluthuk: Jawa) kemudian diatasnya lagi dibubuhi dengan sayur urapan, bermaksud untuk meminta keselamatan agar diberikan kewarasan selama hidupnya.

Dan jika permohonan tersebut adalah dirasa gede atau besar misal mendirikan rumah, atau buka usaha maka selamatan tersebut ditambah dengan ubarampe berupa:

  • “Rasulan Mule”, yaitu tumpeng juga ingkung ( ayam dimasak dalam wujud utuh) dan ubarampai lainya seperti sayuran, kerupuk dan lain-lain menurut kemampuan masing-masing.

Jika ubarampe sudah tersedia kemudian akan disebutkan hajad atau tujuannya yang selanjutnya dibacakan doa dan diamini oleh para sanak yang diundang. Setelah itu ubarampe tersebut dibagikan kepada kerabat yang diundang tersebut. Dan menurut Ki Sunu ada bulan-bulan tertentu yang baik untuk acara-acara besar ( mendirikan rumah, nikahan, memulai usaha ) yaitu bulan Syawal, Bakda Mulud, dan bulan Besar, dan menghindari bulan Suro kecuali yang punya hajat adalah orang-orang yang berdarah biru.

Demikianlah perburuan kami saat ini mudah-mudahan kita tetap bisa saling menjaga dan menghormati budaya-budaya yang ada di negeri kita tercinta. Terimakasih!

 

Gambar

Narasumber

  • Ki Sunu Kumaedi, 70 tahun, pelaku budaya, sesepuh desa, dusun Judahan desa Candirejo

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...