(Narasi oleh Elka Hanna Setia dan Fredy Trifani)
Narasi
Di Desa Kebonsari selain memiliki kerajinan bambu, kesenian rakyat, juga memiliki sendang atau mata air. Salah satunya adalah yang masih terjaga dan sering digunakan untuk mandi, mencuci, oleh masyarakat sekitar, ada juga salah satu warga yang membuat blumbang ikan disekitar mata air yang dikenal dengan kali gede atau lebih dikenal dengan “kali sentul”. Kali sentul ini terletak di Dusun Cakran, Kali Sentul meskipun musim kemarau tidak pernah surut. Menurut narasumber yang sering dipanggil Lek Dimuk, mengatakan sebelum kali sentul ini dibangun menjadi seperti sekarang, Lek Dimuk harus meminta izin kepada penunggu “mahluk halus” dan tidak diijinkan oleh penunggunya. Lek Dimuk (67 tahun) dari Dusun Cakran ditawarkan imbalan yang cukup menggiurkan asalkan tempat mata air “tuk” kali sentul tidak dibangun sampai sekarang tetapi tidak terlihat karena terletak di bawah bangunan pemandian. Ada satu mitos mengatakan bahwa konon katanya Kali Sentul tersebut dulunya pernah disinggahi oleh seekor kuda Pangeran Diponegoro untuk minum. Kali Sentul hingga saat ini masih digunakan oleh warga sekitar.
Selain Kali Sentul ada juga sendang bendo, sendang bendo juga terletak di sekitar Dusun Cakran. Sendang bendo ini tidak seperti kali sentul digunakan sebagai pemandian menurut penuturan Lek Dimuk sendang bendo sering digunakan untuk pengobatan, misal masuk angin, dipercaya apabila sedang masuk angin ke sendang bendo minum air dari sendang bendo akan mengurangi rasa sakit dan bisa sembuh. Dulunya sendang bendo memiliki juru kunci tetapi beliau sudah meninggal dunia dan tidak ada penerusnya. Meskipun juru kunci sudah meninggal dunia sendang bendo masih ada yang mengunjungi hingga sekarang, yang mengunjungi kebanyakan dari orang luar Kebonsari.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Lek Dimuk, 67 tahun, sesepuh desa, dusun Cakran desa Kebonsari