(Narasi oleh Salma Salsabila R. dan M. Shodek)

Narasi

Kerukunan 2 agama

Sholawatan ini merupakan alunan komposisi beberapa alat musik kulit yang diisi dengan tembang atau lagu yang dinyanyikan oleh koordinator yang saling bergantian. Sholawatan guyub di Dusun Keruk Batur ini memiliki keunikan dikarenakan bisa dijalankan dalam nuansa dua agama berbeda yaitu Islam dan Katolik yang sudah berlangsung sekitar 150 tahun lebih. “Niku ket sakderenge bapak kulo Mbah Reso Sumito dugi kulo alit sampun wonten kesenian meniko mas” (Itu sejak sebelum bapak saya Mbah Reso Sumito datang dan saya masih kecil sudah ada kesenian tersebut mas) kata Bapak Ismoyo (60 tahun) menjelaskan.

hajatan & bulan Jawa

Bapak Ismoyo, yang merupakan warga dari Dusun Keruk Batur menuturkan jika beliau juga termasuk generasi yang meneruskan kesenian sholawatan guyub. Bahkan dari keterangan yang berasal dari orangtuanya, jika ada yang setelah sakit atau punya hajat akan dipentaskan kesenian sholawatan ini. Kesenian sholawatan guyub pada dasarnya sama seperti sholawatan biasa lainnya, hanya tembang yang dilantunkan menyesuaikan agama seperti Islam dan Katolik memiliki perbedaan dari syair berasal dari kitab suci masing-masing, namun dalam pelantunannya menggunakan bahasa Jawa. Sholawatan guyub tidak hanya ditampilkan ketika acara hajatan tetapi juga setiap tutup bulan sura, sapar, rebo pungkasan, muludan, dan bulan besar (Idul Adha).

Daya magis

Alat musik yang digunakan untuk pertunjukkan sholawatan ini, yaitu genjring, dodog, jidor dan bawa. Alat musik ini dipercaya memiliki daya magis yang cukup kuat. Menurut Bapak Ismoyo jika alat ini tidak dibunyikan bisa mrimpeni (menghantui) para anggotanya atau penduduk setempat menjadi bisa mendengar suara sholawatan pada tengah malam. Meski demikian Bapak Ismoyo berharap kelestarian kesenian sholawatan guyub ini dapat dilestarikan oleh anak-anak muda agar tidak hilang oleh zaman.

Alat musik pengiring

  1. Genjring
  2. Dodog
  3. Jidor
  4. Bawa

 

Gambar

Lokasi

map

Narasumber

  • Bapak Ismoyo, 60 tahun, pelaku budaya, sesepuh desa, Dusun Kerug Batur Desa Majaksingi

Relasi Budaya

Sumber Lain

Dari Kanal

Ulasan...