(Narasi oleh Lukman Fauzi Mudasir dan Diyah Nur Arifah)
Narasi
“Simbah Jiguh Jogodipuro niku petugas jaga jaman Belanda pendereke Pangeran Diponegoro sing ditugasi njaga wilayah perbatasan Wanurejo lan Borobudur” (Simbah Jiguh Jogodipuro itu petugas penjaga zaman Belanda yang menjadi pengikut Pangeran Diponegoro yang ditugasi menjaga wilayah perbatasan Wanurejo dan Borobudur) kata Mbah Sutarjo (60 tahun) sesepuh Dusun Jligudan. “Simbah Jiguh Jogodipuro itu orangnya sangat kejam dan berani pada masanya hingga ketika meninggal dimakamkan Dusun Njligudan, dia adalah orang pertama yang dimakamkan di dusun sini, sehingga dianggap sebagai cikal bakal Dusun Njligudan” imbuh beliau.
Makam Mbah Jiguh
Makam Simbah Jiguh Jogodipuro sering diadakan ziarah kubur sebagai wujud rasa syukur terhadap sesepuh desa atas keselamatan Dusun Njligudan, dan keselamatan desa dengan mengirimkan doa terhadap leluhur yang sudah meninggal secara bersama sama karena hal ini sebagai wujud darma bakti anak cucu terhadap leluhur dengan menggunakan tahlil dan doa bakti terhadap orang tua. Ziarah kubur ini diadakan sejak zaman dahulu dan diawali sejak sore hari sambil mengadakan sedekah dusun dan membersihkan dengan rasa gotong royong yang dilakukan oleh semua penduduk dusun. Dengan harapan agar menciptakan kebiasaan agar tidak terputus nilai sejarahnya dari anak cucu hingga akhir zaman nanti.
Gambar
Lokasi
map
Narasumber
- Sutarjo, 60 tahun, sesepuh desa, dusun Jligudan desa Borobudur